Follow Us

Jaga Ekosistem Laut dan Iklim Bumi, Sharp Rehabilitasi Terumbu Karang di Belitung

Johanna Erly Widyartanti - Rabu, 19 Februari 2020 | 17:13
Perlu waktu jutaan tahun untuk terumbu karang bisa tumbuh cantik.
Dok. Kompas.id

Perlu waktu jutaan tahun untuk terumbu karang bisa tumbuh cantik.

IDEAOnline-Indonesia adalah negara yang dikaruniai terumbu karang dengan luas hingga 2,5 juta hektar.

Bermacam manfaat penting dimiliki terumbu karang di antaranya mengurangi penyebab pemanasan global.

Kemampuan terumbu karang dalam menyerap CO2 dan memproduksi O2 turut berperan sebagai pelindung bagi ekosistem yang ada di sekitarnya dan mampu melindungi daratan dari abrasi.

Sayangnya, jumlah terumbu karang saat ini perlahan hilang akibat penangkapan ikan yang tidak semestinya, pembangunan daerah pesisir, hingga pencemaran, dan perubahan iklim.

Padahal, terumbu karang merupakan salah satu makhluk hidup yang memerlukan waktu lama untuk berkembang biak.

Perlu jutaan tahun lamanya bagi terumbu karang untuk dapat hidup cantik sempurna.

Baca Juga: Setidaknya 1 Juta Burung Laut hingga Mamalia Mati Tiap Tahun, Yuk Mulai Bijak Berplastik!

Baca Juga: Gunakan Kantilever, Rumah Pinggir Pantai Ini Hadirkan Tampilan yang Mencengangkan

Penyerahan secara simbolis 500 terumbu karang dari PT Sharp Indonesia kepada Yayasan Terangi untuk ditanam di Karang Salam, Belitung 15/02/20.

Penyerahan secara simbolis 500 terumbu karang dari PT Sharp Indonesia kepada Yayasan Terangi untuk ditanam di Karang Salam, Belitung 15/02/20.

Menipisnya jumlah terumbu karang dapat berimbas buruk pada ekosistem di sekitarnya, meningkatkan potensi bencana alam, dan tentu merusak potensi pariwisata.

Atas alasan ini, aksi nyata untuk bumi "Rehabilitasi Terumbu Karang", dilakukan SEID, dalam menyambut usianya yang ke-50.

Program CSR yang diadakan pada 15/02/20 ini, menjadi bagian dari payung program Sharp CARES (Creativity, Attention, Recovery, Earth, Sincerity).

Bukan yang pertama, aksi serupa berupa rehabilitasi terumbu karang ini pernah dilakukan Sharp Indonesia pada tahun 2010, 2015, 2016 , 2017.

Saat ini, di tahun 2020, rehabilitasi terumbu karang dilaksanakan di Karang Salam, Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka-Belitung.

“Kami sadar Sharp Indonesia bisa besar dan bertahan selama 50 tahun di Indonesia bukan hanya dukungan dari konsumen dan partner setianya, namun juga karena ditunjang oleh lingkungan yang sehat. Sebagai kontribusinya pada lingkungan dan alam, pada hari ini, Sharp Indonesia melakukan kegiatan tanggung jawab sosial berupa rehabilitasi terumbu karang sebagai bagian dari perayaan hari jadinya yang ke 50 tahun,” ungkap Agus Soewadji, Assistant General Manager Marketing Communications PT Sharp Electronics Indonesia.

Baca Juga: 40% Berada di Bawah Permukaan Laut, 10 Tahun ke Depan Ahli Prediksi Jakarta Akan Lenyap Tinggal Nama

Baca Juga: Terkuak Fakta: Tinggal di Tepi Pantai Buat Lebih Bahagia, Intip Inspirasi Gaya Coastal!

Menipisnya terumbu karang dapat timbulkan potensi bencana alam seperti erosi pantai hingga abrasi.
Lokasi Tanjung Kelayang, Belitung

Menipisnya terumbu karang dapat timbulkan potensi bencana alam seperti erosi pantai hingga abrasi.

Hilangnya terumbu karang juga memudahkan potensi bencana alam seperti erosi pantai hingga abrasi.

Oleh karena itu, Sharp Indonesia pun tak tanggung-tanggung, kali ini menanam sebanyak 500 terumbu karang guna menciptakan kehidupan terumbu karang yang lebih baik.

“Diwakili oleh rekan-rekan jurnalis, hari ini kami menanam sebanyak 500 terumbu karang di daerah ini," lanjut Agus.

Lewat mitra NGO, Yayasan Terangi (Terumbu Karang Indonesia), terumbu karang tersebut akan terus dipantau dan dirawat dengan baik agar dapat terus tumbuh dan befungsi seperti semula.

Pelestarian lingkungan merupakan focus utama Sharp Indonesia dalam melakukan kegiatan CSR, hal ini dikarenakan Sharp ingin terus mengembangkan bisnisnya di masa depan.

"Sudah merupakan kewajiban bagi kami untuk ikut berperan dalam menjaga lingkungan agar generasi penerus dapat tetap hidup aman nyaman dan damai,” imbuh Agus.

Baca Juga: Arsitek Ini Kritik Permasalahan Sampah di Laut Pasifik Lewat Karyanya

Baca Juga: Gunakan Kantilever, Rumah Pinggir Pantai Ini Hadirkan Tampilan yang Mencengangkan

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya

Latest