IDEAOnline-Di balik kesederhanaannya, bambu menyimpan nilai dan mutu terpendam yang semestinya diolah menjadi konstruksi ramah lingkungan.
Tumbuh di atas tanah vulkanik, menyebabkan kandungan silika pada bambu sangat baik.
Ketersediaan bambu di Indonesia pun berlimpah.
Namun potensi ini tidak didukung oleh minat penduduk dalam memanfaatkan bambu.
Ujung-ujungnya, nilai jual bambu pun rendah, dan bambu pun semakin tergeser keberadaannya.
Aman Gempa
Walau kurang eksis, sebenarnya bambu telah terkenal sebagai solusi rumah aman gempa sejak bertahun-tahun.
Bukti otentik ini tersiar luas di negeri Tirai Bambu dan juga rumah-rumah tradisional di negeri ini.
Di rumah-rumah inilah bambu bertahan hingga umur 75-100 tahun sebagai struktur utamanya.
Baca Juga: Bisa Pakai Bambu Hingga Batu, Begini Trik Hias Taman dengan Pilihan Hardscape yang Lebih Murah!
Baca Juga: Mengenal iBrick, Material Beton Ringan Nan Kuat Pengganti Batu Bata
Pada konstruksi atap dan konstruksi struktur bangunan lainnya, bambu memiliki berat jenis yang ringan dibanding kayu konvensional.
Ketika terjadi goncangan, konstruksi bambu pun akan mengikuti arah gaya tersebut.
Itulah sebabnya, mengapa bambu dianggap aman gempa, karena sistem konstruksi tidak getas dan kaku, melainkan lebih elastis.
Keunggulan elastis pada serat bambu ternyata sangat baik untuk menahan beban, baik beban tekan, tarik, dan tekuk dari pada kayu pada kondisi yang sama.
Menurut sumber dari Fakultas IPB (Institut Pertanian Bogor), dengan kekuatan seperti ini jenis bambu tertentu bisa menggantikan baja sebagai tulangan beton.
Baca Juga: Hanya Butuh 4 Jam, Pria Asal Filipina Ini Rancang Rumah Bambu Modular
Baca Juga: Hemat Anggaran, Begini Hunian Murah dan Kuat Berbahan Bambu yang Tahan Gempa
Konstruksi Atap
Untuk mengikat struktur rangka ini, bisa digunakan baut yang dikunci dengan mur.
Namun penguncian mur jangan terlampaun keras karena bambu bisa pecah.
Penguncian mur ini berguna untuk menahan goncangan.
Kombinasi lain sebagai pengunci struktur ialah memakai paku/pasak yang diikat ijuk atau bisa juga dengan rotan.
Baca Juga: Gunakan Material Bambu, Cantiknya Eclipse House di Bali yang Mendunia
Jadi, bagi kamu yang berminat menggunakan sistem atap berangka bambu janganlah ragu.
Beberapa pilihan jenis bambu yang bisa dipakai sesuai kebutuhan struktur dan luas bentangan atap, adalah bambu tali/apus, bambu petung, bambu duri/ori, dan bambu wulung/ hitam.
Pelindung Atap
Karena bambu memiliki sifat elastis, berpengaruh pada reng yang mudah melendut.
Kelemahan bambu menahan beban berat ini harus disiasati ketika hendak memilih jenis penutup atapnya.
Penutup menggunakan sirap atau ijuk sangat tepat dipakai.
Sebagai pelindung di antara ijuk dan rangka bisa dilapisi krepyak.
Selain itu untuk menciptakan dekorasi ruang yang lebih menarik, susunan bambu utuh berukuran kecil bisa dipasang secara berjajar dan terikat.
Baca Juga: Mengenal Uniknya Keramik Mozaik, Ampuh Hidupkan Suasana Ruang
Menghindari Rayap
Bambu termasuk jenis kayu.
Kandungan kanji atau selulosa 50%- 55% lebih banyak dari pada kayu biasa, mengakibatkan bambu mudah terserang rayap.
Untuk itu perlu dilakukan pengawetan sebelum digunakan sebagai struktur bangunan, seperti direndam (agar terbebas dari kandungan selulosa yang disukai rayap), dijemur atau diangin-anginkan (jangan kena panas matahari langsung), diteduhkan/disimpan dalam posisi berdiri di atas tanah dan di bawah pohon rindang (agar dapat menyerap kelembapan tanah), dilakukan pembakaran untuk meluruskan bambu dan mematikan rayap, dan dicoating dan dicat saat pemakaian.
Pemasalahan rayap sebenarnya bisa dihindari, asalkan dilakukan penebangan secara selektif dan dilakukan ketika kadar kanji-nya rendah.
Baca Juga: Mengenal Roster Si Lubang Angin, Kini Berperan Jadi Pembentuk Dinding