Follow Us

Benarkah Ruangan Ber-AC Membuat Virus Corona Cepat Menular? Ini Fakta yang Harus Diketahui!

Maulina Kadiranti - Senin, 06 April 2020 | 12:35
Ruangan Ber-AC Tingkatkan Risiko Terpapar Corona?
Pexels

Ruangan Ber-AC Tingkatkan Risiko Terpapar Corona?

IDEAonline -AC (Air Coditioner) atau alat pengondisi udara, saat ini bukan merupakan barang baru lagi.

Berbagai kondisi menjadi alasan kuat pemakaian AC, di antaranya adanya pencemaran sehingga kualitas lingkungan menjadi buruk.

Alasan lain terkait desain rumah yang dengan luasan terbatas, menciptakan desain “ruang di dalam ruang”.

Baca Juga: Ketakutan Usai Lihat Sosok Wanita Berambut Panjang, Sara Wijayanto Bongkar Wujud Penunggu di Rumah Mewah Milik Salah Satu Youtuber Terkenal

Hal ini menyulitkan rumah dipasangi bukaan atau jendela.

Sebab lain adalah semakin padatnya permukiman yang menyebabkan pengudaraan di dalam rumah tidak lancar atau terganggu.

Ada pula alasan pemasangan AC karena gengsi, akibat dari adanya pandangan masyarakat bahwa menggunakan AC berarti lebih berduit.

Jika dilihat dari harga AC dan biaya listrik yang dikeluarkan tiap bulannya, memang pemilik AC butuh dana lebih.

Tak hanya itu, pikiran bahwa AC adalah meningkatkan risiko terpapar virus juga semakin jadi ditengah wabah covid-19.

Virus corona (Covid-19)

Seperti yang diketahui, Virus corona (Covid-19) kini telah menjangkit lebih dari 1 juta orang di dunia.

Baca Juga: Jangan Sembarang Membersihkan Dinding Kamar Mandi di Tengah Pandemi Covid-19, Ini Caranya!

Baca Juga: Terus #DirumahAja Waspadai Covid-19 dengan Mengenali Gejalanya. Ringan, Sedang, atau Berat? Ini Tandanya!

Disebut-sebut, virus ini bisa berkembang biak di suhu dingin dan keadaan lembap.

Oleh karena itu, beredar kabar bahwa air conditioner (AC) yang memberikan udara sejuk di ruangan dapat meningkatkan perkembangbiakan virus corona tersebut.

Dilansir dari Gridhealth. seorang akademisi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D membagikan sebuah jurnal yang dia temukan tentang AC dan virus corona.

"Saya ingin men-share suatu paper yang saya temukan. Meskipun belum peer-reviewed, isinya sangat menarik. Paper tersebut mengatakan bahwa berdasarkan penelitian di China dan pengamatan di seluruh dunia, high temperature and high relative humidity reduce the transmission of COVID-19," tuturnya.

Wanita yang merupakan istri seorang dokter spesialis bedah ortopedi konsultan, dr. Sugeng Yuwana, Sp.OT(K), FICS ini menjelaskan tentang sebagian besar korban Covid-19 adalah orang dengan status sosial menengah ke atas.

"Saya menduga, mereka adalah orang yang terbiasa hidup di lingkungan yang menggunakan AC (rumah ber-AC, mobil ber-AC) disertai jendela yang tertutup rapat," ucapnya.

Diduga AC dapat menurunkan suhu ruangan dan mengurangi kelembaban.

Dua hal yang sangat menguntungkan transmisi virus Covid-19, apalagi disertai dengan sirkulasi udara yang tertutup.

Sajadi menyatakan bahwa virus dapat menyebar di mana saja, ia mentransmisikan paling efektif di antara manusia ketika kelembaban rendah dan suhu antara 5 °C dan 11 °C.

Bahkan sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Advanced in Virology di tahun 2011, virus kering pada permukaan halus mempertahankan viabilitasnya selama lebih dari 5 hari pada suhu 22–25 °C dan kelembaban relatif 40–50%, yaitu, lingkungan ber-AC yang khas.

Meski demikian, penelitian tersebut melaporkan bahwa infektivitas virus corona hilang setelah pemanasan pada suhu 56 °C selama 15 menit dalam kondisi stabil selama setidaknya 2 hari setelah pengeringan pada plastik.

Terlepas dari itu, Madarina mengimbau untuk meminimalkan penggunaan AC di rumah.

(*)

Source : Kompas.com, Gridhealth.id

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya

Latest