Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Simpan Obat Anak di Kulkas, Sang Ibu Kaget Temukan Anak Pingsan dengan Mulut Berbusa hingga Hampir Meregang Nyawa, Ini Alasannya!

Maulina Kadiranti - Kamis, 09 April 2020 | 18:00
Ilustrasi anak sakit dan dampak simpan obat di kulkas
tribunnews

Ilustrasi anak sakit dan dampak simpan obat di kulkas

IDEAonline- Sebuah berita sempat menghebohkan beberapa waktu belakangan.

Kejadiannya ada di negeri Jiran Malaysia.

Pria berporfesi guru itu memosting anak didiknya yang harus dilarikan ke ruang gawat darurat, bahkan mengalami koma.

Baca Juga: Bingung Mau Jual Beli Rumah Seken? Tentukan Dulu Nilai Hunian Tersebut, Ini Tipsnya!

Baca Juga: Taburkan Penyedap Rasa di Gorden yang Sudah Berdebu Dan Kotor, Lihat Hasilnya!

Gara-garanya saat itu ia sakit, lalu meminum obat yang disimpan di dalam kulkas.

Jangan simpan obat di dalam kulkas
facebook

Jangan simpan obat di dalam kulkas

Usai minum obat tersebut, anak itu langsung pingsan dengan mulut berbuih (berbusa).

Celakanya lagi, sang kakak yang juga mengalami penyakit yang sama, yaitu demam, juga langsung mengalami hal sama usai meminum obat tersebut.

Hal tersebut di atas dapat diketahui dari postingan bernama Adi Manja di bawah ini:

Adi Manja pun berpesan, "Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua yang suka menyimpan obat dalam kulkas.

Dokter mengatakan bahwa obat medis yang disimpan dalam waktu lama bisa menjadi racun yang mematikan.

Tidak boleh menyimpan obat dalam kulkas lebih dari 2 bulan.

Silakan peringatkan keluarga dan kerabat anda mengenai kejadian ini agar tidak terjadi kepada mereka."

Menanggapi postingan heboh di atas, dr Martin Leman, SpA, DTMH mengungkapkan, meski obat bisa menyebabkan keracunan, tapi gejalanya tidak seperti yang diceritakan dalam postingan di atas.

"Postingan di atas menyebutkan, korban pingsan dengan mulut berbusa usai minum obat, padahal meski obat bisa menjadi racun berbahaya, gejala keracunan obat tidak separah yang diungkapkan di postingan," ungkap dokter anak yang berpraktik di RS Harapan Bunda Pasar Rebo, Jakarta Timur ini.

"Gejala keracunan obat tidak menyebabkan pingsan atau tidak sadar, kemudian tidak menyebabkan mulut berbusa," tambahnya.

Baca Juga: Idap Kanker Otak, Artis Dangdut yang Meninggal Dunia pada Usia 48 Tahun Ini Simpan Benda Tak Biasa di Ruang Tamunya

Baca Juga: Miliki Rumah Lengkap dengan Garasi Mewah, Penyanyi Dangdut Ini Sempat Jadi Sorotan Karena Labrak Sang Suami yang Sedang Berada di Hotel, Ada Apa Sebenarnya?

Adapun gejala keracunan obat yang umum ditemui adalah biasanya mual, muntah, dan pusing.

Gejala itu terjadi karena obat yang dikonsumsi sudah kedaluwarsa.

Masalahnya, banyak orangtua yang cenderung menyimpan obat di kulkas agar awet alias masa simpannya lebih panjang.

Padahal, seperti dilansir kompas.com, penyimpanan obat di dalam kulkas tidak memperpanjang masa kedaluwarsa, bahkan bisa merusak obat.

Pada kemasan obat, biasanya tak hanya ada petunjuk pemakaian, tetapi juga penyimpanan obat. Staf Clinical Research Supporting Unit (CRSU) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr J Hudyono MS, SpOk, MFPM, mengatakan, penyimpanan obat yang salah bisa merusak fungsi obat.

Misalnya, menyimpan sisa obat sirup di dalam kulkas. "Sudah sembuh obatnya disimpan, tapi ada yang disimpan di kulkas. Itu kesalahan. Di kemasan ada petunjuk disimpan pada suhu tertentu. Kalau di kulkas, di bawah 8 derajat bisa menggumpal," kata Hudyono dalam Pfizer Press Circle di Jakarta, Senin (31/10/2016).

Begitu pula dengan obat tablet maupun kapsul.

Bacalah petunjuk penyimpanan obat.

Umumnya, penyimpanan obat tidak di tempat yang lembab, suhu tinggi atau panas, dan tidak pada suhu dingin.

Artinya, OBAT TIDAK COCOK DISIMPAN DI KULKAS.

Baca Juga: Taburkan Penyedap Rasa di Gorden yang Sudah Berdebu Dan Kotor, Lihat Hasilnya!

Baca Juga: Viral Ibu-ibu Ngerumpi Diamuk Ketua RT Hingga Dilempari Penggorengan, Sang Ketua RT Kesal Karena Warganya Tak Patuhi Social Distancing!

Tidak seperti makanan, penyimpanan obat di kulkas tidak akan memperpanjang usia pemakaian obat.

Penyimpanan yang salah justru bisa mengurangi keefektifan obat dalam menyembuhkan penyakit. "Obat sangat sensitif dengan perubahan suhu, kalau tidak sesuai nanti bisa rusak," ujar Staf Penilai Obat Jadi BPOM ini.

Penyimpanan obat yang tidak benar ini biasanya juga terjadi pada distribusi obat palsu maupun ilegal.

Misalnya, disimpan berlama-lama di dalam bagasi mobil yang membuat obat kepanasan hingga akhirnya rusak.

Sebaiknya, obat memang tidak disimpan terlalu lama karena ada masa kedaluwarsanya.

Dan obat kedaluwarsa bila dikonsumi akan menyebabkan keracunan.

Beberapa tanda keracunan obat selain mual, muntah, dan pusing antara lain:

- Muntah darah, sakit perut, diare, dan perdarahan pada saluran cerna.

- Sakit dan sesak dada.

- Dada berdebar.

- Pusing atau sakit kepala.

- Kejang.

- Penurunan kesadaran, bahkan hingga koma.

- Kulit atau bibir kebiruan.

- Hilang keseimbangan.

- Kebingungan atau gelisah.

- Halusinasi.

(*)

Editor : iDEA

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular