Baca Juga: Solusi Jika Anggota Rumah Punya Selera Desain Berbeda, Aplikasikan Eklektik dengan Cara Ini!
Termasuk juga strip tes yang mendeteksi tanda kesehatan dalam urin, seperti glukosa dan sel darah merah, serta rekaman video dari aliran untuk melihat perubahan yang mungkin terkait dengan penyakit.
Selain itu, sistem ini pun memiliki kamera yang mengambil gambar dari dudukan toilet.
Gambar-gambar ini kemudian diklasifikasikan menggunakan sistem pembelajaran mesin --suatu jenis kecerdasan buatan--ke dalam kategori yang berbeda untuk merepresentasikan masalah seperti sembelit atau diare.
"Ia dapat mengumpulkan informasi tambahan, seperti waktu menjatuhkan tinja pertama dan total waktu duduk, yang berpotensi dapat ditindaklanjuti oleh dokter untuk membantu mengelola sembelit dan wasir," tulis peneliti.
Mungkin yang paling menarik, tim melaporkan bahwa sistem dapat mendeteksi siapa saja yang menggunakan toilet dari pemindai sidik jari pada pegangan flush, dan “analprints” (lipatan khusus pada lapisan anus) yang ditangkap video.
Namun, tim mengatakan masih banyak yang harus dilakukan, paling tidak dalam menguji perangkat dalam studi klinis besar--sejauh ini total 21 peserta telah menguji toilet.
Mereka juga menekankan perlunya mengembangkan mekanisme pembersihan diri (self cleaning)untuk menghindari kesalahan dalam tes, mengadaptasi sistem untuk toilet jongkok, dan mendesain ulang sistem analisis urin untuk wanita, karena saat ini dirancang untuk pengguna yang berdiri sambil buang air kecil.
Mereka juga berharap untuk memperluas jangkauan tes untuk menyaring penggunaan narkoba, infeksi menular seksual dan susunan mikroba dalam usus.
Tetapi pertanyaan apakah sistem itu akan terbukti populer menjadi masalah yang lain.