Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Dimakamkan dengan Protokol Pemakaman Covid-19, Kematian PDP Tak Kalah Tinggi Dibanding yang Positif Terinfeksi, Kok Bisa?

Kontributor 01 - Kamis, 30 April 2020 | 19:28
Salah satu pasien sembuh dari corona dan keluar dari ruang Isolasi.
Tangkap layar Miaopai Video

Salah satu pasien sembuh dari corona dan keluar dari ruang Isolasi.

Petugas Dinas Kesehatan Kota Depok memeriksa suhu pengendra mobil saat tes cepat (rapid test).pendektesian COVID-19 dengan sistem 'drive-thru' di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Minggu (29/3/2020). Tes dengan sistem tersebut dilakukan guna mempercepat proses pemeriksaan dan mempersempit penyebaran pe
ANTARA FOTO

Petugas Dinas Kesehatan Kota Depok memeriksa suhu pengendra mobil saat tes cepat (rapid test).pendektesian COVID-19 dengan sistem 'drive-thru' di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Minggu (29/3/2020). Tes dengan sistem tersebut dilakukan guna mempercepat proses pemeriksaan dan mempersempit penyebaran pe

Laporan ini menyusul pernyataan IDI sembilan hari lalu (19/4/2020) yang mengatakan kematian terkait corona di Indonesia lebih dari 1.000 kasus.

Padahal di hari itu, juru bicara pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan bahwa total kematian pasien corona ada 535 orang.

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M. Faqih mengatakan, jumlah 1.000 kematian terkait corona itu merupakan gabungan antara data korban meninggal dengan pasien yang sudah dinyatakan positif Covid-19 dan korban meninggal yang statusnya masih pasien dalam pengawasan (PDP).

Saat dikonfirmasi, Daeng menjelaskan bahwa data tersebut ia dapat berdasarkan laporan langsung rumah sakit kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Iya benar, kalau ditambahkan jumlah kematian yang positif Covid-19 dan PDP, itu akan lebih dari 1.000," kata Daeng saat dihubungi Kompas.com, Minggu (19/4/2020).

"Nah itu yang belum disampaikan oleh pemerintah. Kematian dengan status PDP ini banyak,' kata Daeng menjelaskan.

PDP yang meninggal kemudian oleh pihak rumah sakit dilaporkan juga sebagai kematian perawatan Covid-19.

Sebab status PDP saat berada di rumah sakit juga dirawat menggunakan prosedur Covid-19 dan saat meninggal dunia juga dimakakan dengan protokol pemakaman Covid-19.

"Angka PDP ini besar dan tidak bisa dihilangkan begitu saja," kata Daeng.

Pandu Riono, pakar epideiolog dari Universitas Indonesia, saat diwawancarai Reuters mengatakan bahwa kematian pasien PDP bisa jadi disebabkan oleh virus corona.

Baca Juga: Waspada Covid-19, Cermati Cara Membersihkan 4 Benda Penting Ini Selama Belajar dan Bekerja di Rumah

Source :Kompas.com

Editor : iDEA





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular