IDEAonline -Saat malam tiba dan lampu dinyalakan, musala ini terasa sangat berbeda.
Mihrabnya mengeluarkan cahaya yang membuat musala atau musholla tampak lebih indah dan bersahaja.
Cahaya di mihrab itu bersumber dari lampu selang yang disembunyikan di balik dinding gipsum.
Sumber cahayanya sengaja disembunyikan (indirect lighting), selain untuk memberikan kesan berbeda juga dimaksudkan untuk mencegah silau pada mata.
Permainan cahaya di dinding mihrab ini mampu membuat musholla tampil beda.
Bahkan menurut pemiliknya, ketika malam tiba dan semua lampu dimatikan kecuali lampu pada musala, kehidmatan solat akan lebih terasa.
Selain lampu pada mihrab, di musala ini terdapat juga pencahayaan general (general lighting), berupa lampu downlight tanam di tengah-tengah plafon.
Baca Juga: Begini Tampilan Carport yang Serasi dengan Fasad Rumah! Dapat Efisien Ruang dan Material
Baca Juga: Berpengaruh pada Kesehatan Tidur, Begini Tips Membeli Kasur!
Lampu ini dibuat karena selain untuk salat, tempat ini dipakai juga untuk belajar mengaji.
Di sisi sebelah kanan terdapat lampu sorot halogen yang ditujukan untuk menonjolkan keindahan lukisan.
Baca Juga: 4 Wajib Dilakukan Saat Membangun agar Dinding Rumah Bebas Jamur
Penuh Falsafah
Ternyata, tata cahaya yang diberikan di musholla ini didasarkan pada banyak falsafah. Ir. Arwin Amir, desainer pencahayaan sekaligus pemilikmusholla ini, mengkonotasikan cahaya dengan segala sesatu yang baik, yang memberi kemuliaan.
Ia memberi alasan, dalam kisah-kisah, sesuatu yang mulia dan yang baik pasti selalu digambarkan dengan cahaya.
Nah, ketika salat orang berusaha menuju ke arah yang baik dan mulia.
Karena itulah, permainan cahaya diadakan di dinding mihrab, dengan pertimbangan ketika salat orang akan menghadap ke sana.
Letak cahaya yang di atas, bawah dan tengah juga ada falsafahnya.
Menurut Arwin, orang harus focus dalam menuju pilihan hidupnya, baik menuju ke atas (ke hadapan Pencipta) maupun ke bawah (ke sesama manusia).
Jalan ke atas dan ke bawah itu ia simbolkan dengan cahaya ke atas dan ke bawah mihrab, sedangkan fokus itu disimbolkan dengan cahaya pada ceruk di tengah dinding.
Lukisan yang digantung di sisi sebelah kanan musholla ternyata juga mengandung cerita tersendiri. Di tiga lukisan itu terdapat bintang, matahari dan bulan, yang sering dianalogikan dengan keislaman.
Tips buat pencahayaan terbaik di musholla
Saat merancang tata cahaya untuk sebuah musala, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan.
1. Apa yang ingin difokuskan. Biasanya, di sebuah musala yang ingin difokuskan adalah mihrabnya.
Karenanya, tonjolkan mihrab tersebut dengan mengadakan permainan cahaya di sana.
2. Tentukan dari mana sumber cahaya berasal. Cahaya bisa berasal dari belakang mihrab (backlight), atau menyapu dinding (wallwash) seperti pada contoh sekarang atau jenis cahaya lainnya. Yang penting sumber cahaya tidak membuat orang yang salat merasa silau.
Baca Juga: Berpengaruh pada Kesehatan Tidur, Begini Tips Membeli Kasur!
3. Warna cahaya yang diinginkan. Warna cahaya ini harus menyesuaikan dengan tema musala keseluruhan.
Jika musala bernuasna hangat, tentu Anda mesti menggunakan warna kuning. Jika musala bergaya Maroko, warna yang lebih berani bisa digunakan.
4. Kalau musala hanya dipergunakan untuk salat, Anda tidak perlu menggunakan lampu penerangan general.
Apalagi jika musala berukuran kecil. Lampu dari arah mihrab sudah cukup untuk mewadahi aktivitas salat.
Artikel ini tayang di Tabloid RUMAH edisi 96
(*)
#BerbagiIDEA #Berbagicerita#BisadariRumah#GridNetwork