IDEAonline -RUMAH TUMBUH:Inginnya punya rumah dengan banyak ruang, tapi dana terbatas.
Solusinya, bangun saja setahap demi setahap, atau yang sering disebut dengan “rumah tumbuh”.
Belakangan ini sering terdengar istilah “rumah tumbuh”. Bahkan mulai banyak pengembang (developer) yang menjajakan rumahnya dengan embel-embel “rumah tumbuh.”
Baca Juga: Bumbu Dapur Satu Ini Selalu Ampuh Bersihkan Seprai di Rumah, Apa Yah?
Baca Juga: Kenali Sifat Kayu untuk Pintu dan Jendelamu Agar Tak Salah Pilih!
Apakah maksudnya? Rumah tumbuh sebenarnya adalah istilah yang sudah lama dikenal dalam dunia arsitektur.
Istilah ini digunakan untuk rumah yang dibangun di suatu lahan, secara setahap demi setahap (tidak sekaligus).
Akhir-akhir ini sebutan rumah tumbuh menjadi populer di kalangan umum (bukan cuma arsitek), dan biasa diterapkan oleh pasangan muda yang baru menikah.
Tampaknya konsep ini menjadi digemari karena memberikan solusi bagi masalah klasik: ingin punya rumah cukup besar tapi dana terbatas.
Mulai dari Rumah Inti
Pengertian dasar dari konsep rumah tumbuh adalah mengembangkan rumah setahap demi setahap.
Menurut Wijoyo Hendromartono (arsitek), pembangunan tahap 1 dimulai dari rumah inti.
Yang dimaksud dengan rumah inti ini adalah rumah yang hanya memiliki ruang-ruang sesuai kebutuhan standar yang hukumnya wajib ada.
Baca Juga: Lima Cara Mudah dan Murah Saat Berkebun dengan Menggunakan Pot
Baca Juga: Lagi Gila Berkebun? Yuk Intip Taman Ala Perancis yang Konon Sangat Romantis Suasananya
Setidaknya di rumah tersebut harus ada 1 ruang tidur dan 1 kamar mandi, karena dua ruang ini sifatnya pribadi dan tidak bisa dilakukan di sembarang tempat.
Kemudian ada 1 ruang yang sifatnya “terbuka” yang bisa difungsikan untuk ruang tamu/keluarga atau ruang makan.
Sementara dapur bisa diletakkan di teras belakang.
Bagi pasangan muda, rumah dengan ruangruang ini sudah mencukupi.
Ketika rumah mulai diramaikan oleh kehadiran anak, Anda bisa melakukan pembangunan tahap 2, yaitu menambah 1 ruang tidur.
Pada saat ini Anda mungkin mulai membutuhkan pembantu atau baby sitter, sehingga Anda perlu membuat area servis berupa dapur serta kamar mandi dan ruang tidur pembantu.
Ruang cuci/ jemur bisa diletakkan di atas, berupa lantai dak. Untuk kebutuhan ini perlu ditambahkan tangga putar.
Kebutuhan akan ruang biasanya terus meningkat. Apalagi dengan bertambahnya jumlah anak. Ketika anak-anak Anda mulai tumbuh semakin besar, sudah saatnya Anda melakukan pembangunan tahap 3.
Baca Juga: Keramik KW2 dan KW3 Semua Asli, Lantas Apa Bedanya dengan KW1?
Baca Juga: Kenali Sifat Kayu untuk Pintu dan Jendelamu Agar Tak Salah Pilih!
Di sini Anda bisa menambahkan ruang tidur anak, ruang keluarga yang lebih luas untuk tempat berkumpul, dan mungkin juga ruang untuk belajar/membaca.
Bila lahan sudah habis, Anda bisa mulai mengembangkan rumah ke arah atas dengan membuat lantai 2.
#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork
Artikel ini tayang di Tabloid RUMAH edisi 55
(*)