IDEAOnline-Lahan sempit bukan halangan menciptakan rumah nyaman.
Pengolahan maksimal pada desain dan efektif memanfaatkan alam adalah kuncinya.
Rumah mungil dua setengah lantai ini benar-benar terlihat berbeda dari rumah di sekelilingnya.
Berada di sebuah kompleks, di mana rumah-rumah di sekitarnya memilki luas lahan yang sama, rumah ini terkesan lebih luas dari yang lain.
Apa yang membuatnya berbeda?
Simpel Geometris
Cosmas D Gozali sebagai arsitek merancang rumah ini dengan pengolahan komposisi dasar geometris simpel berupa kotak dan persegi panjang dengan warna putih pada dinding bangunan keseluruhan.
Desain interiornya yang terbuka (open space) membuat ruang dalam rumah pun terkesan lebih luas dari aslinya.
Baca Juga: Urban Farming di Singapura Ini untuk Tumbuhkan Penghargaan pada Petani, Seperti Apa Konsepnya?
Bentuk kotak simpel dengan lahan terbatas seluas 180 m² menghasilkan bangunan rumah tingkat seluas 120 m².
Oleh tangan sang arsitek, rumah yang didesain bagi penghuninya yang hidup di masa kini dan sarat dengan aktivitas ini, penuh dengan ruang yang inspiratif dan jauh dari kesan menjemukan, karena layout ruangnya sangat variatif.
Zoning yang Cermat
Arah hadap rumah yang menghadap ke barat memungkinkan rumah diterpa panas secara terusmenerus.
Kamar tidur (2 kamar tidur anak dan 1 kamar tidur utama) diletakkan di lantai atas, dihindarkan dari terpaan sinar matahari sore secara langsung dari arah barat.
Alasannya, selain tidak nyaman, intensitas matahari sore ini juga terlalu terik.
Ruang keluarga yang berada di bagian bawah difasilitasi dengan banyak bukaan ke arah depan.
Bagian atas bangunan dimajukan dengan tujuan memberikan bayangan untuk ruangan di bawahnya.
Bayangan ini selain meneduhkan, memberi efek yang indah ketika jatuh pada bidang dinding dan elemen lain yang didominasi putih.
Baca Juga: Ini Jadinya Jika Rumah Urban Dibikin Colorful, Intip Cara Penerapannya
Optimal Memanfaatkan Alam
Pemanfaatan alam secara maksimal ditunjukkan dengan menghadirkan bukaan jendela yang lebar.
Juga, keberadaan innercourt di tengah bangunan memungkinkan udara dan cahaya masuk dengan leluasa ke seluruh ruangan.
Ruang-ruang di samping kiri dan kanan innercourt pun dapat merasakan hembusan angin yang mengalir lancar akibat adanya perbedaan tekanan udara di area ini.
Dapur bersih diletakkan tepat menghadap innercourt dengan tujuan untuk mengeluarkan asap secara langsung.
Merespon Kebutuhan Penghuni
Kesukaan pemilik rumah pada bidang jahit-menjahit direspon sang arsitek dengan membuatkan sebuah ruang hobi di bagian belakang rumah.
Dinding kaca di ruang ini dibuat menerus ke atas menciptakan ruang yang luas dan terang.
Ketika lampu mati di malam hari, cahaya rembulan menerobos ke dalam bangunan dan menciptakan suasana terang benderang.
Baca Juga: Arsitektur Lokalitas pada Desain Hunian Bantu Atasi Krisis Iklim, Ini Penerapannya!
Dinding Berongga
Sisi sebelah barat bangunan menggunakan double wall.
Metode dinding yang menghadap barat diberi rongga hampa udara dan lapisan polikarbonat di depannya.
Cara ini efektif menurunkan suhu ruangan sebelah barat bangunan agar tidak terlalu panas.
Spasi antara dinding bata dan polikarbonat dimanfaatkan untuk menempatkan lampu sebagai pencahayaan di malam hari.
Efeknya, di malam hari, celah yang diberi lampu menyala dan membuat dinding seperti bercahaya.
Baca Juga: Tips Tata Lampu di 6 Ruangan agar Beda Suasana, Bikin Lebaran Berkesan Meski Hanya di Rumah Saja
#berbagiIDEA