Baca Juga: Rumah Tropis Mengadopsi Desain Vila di Bali, Punya 6 Bangunan Terpisah
Turis China cenderung untuk tidak bepergian ke luar negeri, terutama Bali.
Hal ini juga diperkuat oleh riset Founder & CEO Hotel Investment Strategies LLC Ross Woods.
Dia menuturkan, kunjungan turis China ke Pulau Dewata menurun dari sekitar 1,4 juta pada tahun 2018 menjadi 1,17 juta pada 2019 atau sebesar 14 persen.
Penurunan kedatangan warga Negeri Tirai Bambu tersebut akan terus berlanjut pada tahun ini dengan angka prediksi 1,113 juta atau merosot 4,9 persen.
Tantangan ketiga, Program 10 Bali Baru yang gencar dikampanyekan pemerintah, secara tidak langsung telah memengaruhi angka kunjungan wisatawan ke Bali.
Tak mengherankan jika survei Agoda 2019 menempatkan Bali di urutan kedua sebagai destinasi wisata domestik setelah Jakarta.
Namun demikian, posisi Bali masih di atas Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Singapura, Malang, Semarang, dan Kuala Lumpur.
"Perbaikan mutu, dan kualitas pariwisata di Bali harus segera dilakukan jika ingin menarik wisatawan dan mempertahankan ikon sebagai destinasi wisata dunia," kata Ferry.
Lepas dari itu, Colliers memprediksi tahun ini okupansi perhotelan di Bali bakal berada di angka rata-rata 80 persen dengan tarif rata-rata 120 dollar AS atau ekuivalen Rp 1,6 juta per malam.Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul "Bisnis Hotel Bali Hadapi Tantangan Berat, Sampah dan Lingkungan",Penulis : Hilda B Alexander