IDEAonline –Strukturnya yang kuat dan harganya yang terjangkau membuat bata tetap menjadi pilihan sebagai bahan utama dinding, sekalipun ada alternatif lain.
Bata terbuat dari bahan utama tanah lempung (clay), yang kemudian dicetak menjadi bentuk balok, dan dipanaskan (dibakar).
Karena dibuat dengan alat-alat yang sangat sederhana, umumnya bentuk bata agak tidak rata.
Untuk tampilan yang rapi, biasanya susunan bata ini diplester, diaci, dan kemudian dicat.
Cara pemasangan untuk semua jenis bata tempel relatif sama.
Caranya mirip dengan memasang keramik atau batu alam.
Berikut beberapa hal yang mesti diperhatikan saat pemasangan.
• Pada permukaan yang kasar, misalnya tembok bata yang belum diplester, gunakan adukan semen.
Untuk tembok yang sudah “jadi” alias tembok lama yang sudah dicat, cat harus dikerok terlebih dahulu.
Baca Juga: Bak Sulap, Begini Hadirkan Dapur Minimalis dengan Tambahan Ruang Tersembunyi
Baca Juga: Bangunan Hijau Tak Sekadar Gunakan Label
• Agar pemasangan lebih rapi, pada setiap 2 baris diberi benang timbang.
• Jika ingin menggunakan beberapa warna, disarankan merancang susunan batu di lantai sebelum memasangnya didinding.
• Nat sebaiknya dipasang 2 jam setelah pemasangan bata, agar bata yang sudah dipasang tidak bergeser.
• Supaya mudah, pemasangan batu di sudut sebaiknya dikerjakan terlebih dahulu.
Sebaiknya Anda Tahu
• Jika saat pemasangan ada semen menempel pada permukaan luar bata, segera hapus dengan menggunakan kuas atau sikat nilon.
Jika didiamkan bisa mengakibatkan noda yang susah dihilangkan.
• Biasanya tukang merendam batu bata di dalam air untuk mempermudahpemasangan bata.
Untuk beberapa jenis bata seperti buatan Karang Pilang, hal ini tidak perlu dilakukan karena akan mengakibatkan batu tampak kusam.
Jadi pada saat membeli, tanyakan dulu kepada penjualnya apakah bata tersebutperlu direndam atau tidak.
#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork
Artikel ini tayang di Tabloid RUMAH edisi 58
(*)