IDEAOnline-Dalam mendukung ketersediaan sarana dan prasarana sanitasi yang bersih dan layak di kawasan pariwisata, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengembangkan teknologi toilet wisata yang dilengkapi sistem pengolahan air limbah ramah lingkungan.
Prototipe teknologi ini telah diterapkan di beberapa destinasi wisata di Indonesia seperti Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Prioritas Danau Toba Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2018 dan KSPN Morotai Provinsi Maluku Utara pada 2019.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan dukungan inovasi dan teknologi diperlukan dalam pembangunan infrastruktur untuk menjadi lebih baik, cepat, dan lebih murah.
“Pemanfaatan teknologi tepat guna, efektif, dan ramah lingkungan juga didorong guna menciptakan nilai tambah dan pembangunan berkelanjutan sehingga manfaat infrastruktur dapat dirasakan generasi mendatang,” kata Basuki dalam siaran pers, Sabtu (11/7/2020).
Toilet wisata ini dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi biotour yang merupakan pengembangan rangkaian teknologi biofil.
Teknologi ini memungkinkan air limbah diproses dengan sistem anaerobik dalam bak penampungan berkapasitas sekitar 5.000 liter.
Biofilter kemudian mengolah air limbah dari kloset, wastafel, dan urinoir toilet yang selanjutnya dialirkan ke empat kolam sanita.
Baca Juga: Jarang Ada di Tempat Umum, Penyandang Disabilitas Perlu Toilet Khusus, Ini Kebutuhannya!
Kolam ini dilengkapi dengan batu koral dan ditanami tanaman air berbeda jenis seperti kana air, bambu air, papyrus serta melati air.
Tanaman air tersebut berfungsi menetralisasi sisa limbah dan patogen-patogen yang dapat membahayakan kesehatan sehingga air yang akan dibuang ke badan air telah memenuhi standar baku mutu air limbah domestik.