Follow Us

Mengapa Tarif Listrik di Apartemen Lebih Mahal Dibanding Rumah Tapak?

Johanna Erly Widyartanti - Rabu, 05 Agustus 2020 | 19:00
Ilustrasi-Desain interior apartemen yang  mengaplikasikan lighting sebagai penerangan.
Kompas.com

Ilustrasi-Desain interior apartemen yang mengaplikasikan lighting sebagai penerangan.

IDEAOnline-Bila dibanding di rumah tinggal tapak (landed house), tarif pemakaian listrik dan air di apartemen ternyata lebih tinggi.

Apa penyebabnya?

Tinggal di apartemen memang lebih praktis, nyaman, dan aman dibanding di rumah biasa (landed house), apalagi jika dekat tempat kerja.

Selain bebas dari kemacetan yang menggila di kota besar Jakarta, tinggal di apartemen juga menjadikan waktu untuk istirahat lebih banyak.

Asyiknya lagi, berbagai fasilitas lengkap tersedia dalam apartemen, seperti pusat kebugaran, pasar swalayan, tempat bermain anak, kolam renang hingga lapangan tennis.

Akan tetapi, semua kenyamanan tersebut tentu harus dibayar mahal.

Pasalnya, selain dikenakan biaya service charge dan sinking fund yang harus dibayarkan setiap bulannya, penghuni apartemen juga harus merogoh kocek lebih dalam untuk membayar biaya rutin bulanan lainnya.

Seperti, biaya pemakaian listrik, air, telepon, dan gas.

Menurut sumber dari PLN, tarif listrik per kWh (kilo watt hour) pada apartemen memang lebih mahal dibanding tarif listrik rumah tinggal biasa (landed house).

Dari hasil penelusuran Apartment Guide, memang terdapat selisih yang cukup besar antara tarif listrik per kWh apartemen dengan rumah tinggal tapak.

Selisihnya, bisa mencapai 45 persen.

Editor : Maulina Kadiranti

Latest