Bagi banyak orang, ledakan itu adalah pengingat mengerikan dari perang saudara 1975-1990 yang mencabik-cabik Lebanon dan menghancurkan petak-petak Beirut, yang banyak di antaranya telah dibangun kembali.
"Ini adalah malapetaka bagi Beirut dan Lebanon," kata Wali Kota Beirut Jamal Itani kepada Reuters sambil memeriksa kerusakan.
Para pejabat tidak mengatakan, apa yang menyebabkan kebakaran awal di pelabuhan yang memicu ledakan itu.
Sebuah sumber keamanan dan media menyebutkan, api muncul dari pekerjaan pengelasan yang dilakukan di sebuah gudang.
Pengemudi taksi di Beirut Abou Khaled menyatakan, para menteri "adalah yang pertama yang harus bertanggungjawab atas bencana ini.
Mereka melakukan kejahatan terhadap rakyat negara ini dengan kelalaian mereka".
Distrik Pelabuhan Beirut dibiarkan berantakan, melumpuhkan rute utama Lebanon untuk impor yang mereka butuhkan untuk memberi makan penduduk lebih dari 6 juta orang.
"Dalam skala, ledakan tersebut diperkecil dari bom nuklir dari bom konvensional," kata Roland Alford, Managing Director Alford Technologies, firma bahan peledak persenjataan Inggris, ke Reuters. "Ini sangat besar".
#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork
(*)