Komposisi untuk plesteran dinding biasa dan dinding kamar mandi misalnya, harus dibedakan.
Perbandingan antara semen:pasir untuk plesteran umumnya adalah 1:8, tetapi karena pertimbangan ekonomis seringkali rasio ini diabaikan.
4. Proses pengerjaan terburu-buru
Dalam pemlesteran dinding bata ataupun batako misalnya, sebelum diplester, seharusnya bata atau batako disiram air.
Namun proses ini sering diabaikan karena dianggap membuang waktu dan memakan biaya karena air di lokasi proyek tidak mudah didapat.
Akibatnya, plesteran yang dikerjakan dalam keadaan bata/batako kering akan menimbulkan retak retak akibat panas dari dalam dinding yang mencari celah keluar, sedangkan semen tidak cukup kuat mengatasi hukum alam ini.
5. Finishing tidak sempurna
Contohnya adalah munculnya retak-retak dalam proses ngedak.
Hal ini bisa terjadi karena semen yang kurang, dak dalam keadaan setengah kering tidak disiram air, atau karena cuaca panas ekstrem yang tidak diantisipasi.
6. Pencampuran semen dan pasir tidak sempurna