Follow Us

Terungkap 7 Kesalahan Pemakaian Saat Meramu Semen, Jangan Terburu-buru

Maulina Kadiranti - Senin, 10 Agustus 2020 | 17:00
Semen adalah material terpenting untuk merekatkan adukan dan membentuk bangunan sesuai keinginan.
YouTube

Semen adalah material terpenting untuk merekatkan adukan dan membentuk bangunan sesuai keinginan.

IDEAonline - Ide renovasi tak harus melulu terkait desain.

Ide renovasi juga bisa berupa cara bagaimana memakai sebuah material saat renovasi.

Salah satunya adalah bagaimana menggunakan semen yang tepat saat.

Pemakaian yang salah akan membuat penerapan desain ide renovasi rumah cacat.

Semen adalah material terpenting untuk merekatkan adukan dan membentuk bangunan sesuai keinginan.

Baca Juga: Tinggal di Hunian dengan Ruang Makan Nan Luas, Terungkap Isi Rumah Mewah Artis yang Berujung Nikah Akibat Perselingkuhan, Ternyata Suaminya Keturunan Ningrat!

Namun karena sudah dianggap hal biasa, seringkali kesalahan-kesalahan dalam memperlakukan semen ini terus terjadi.

Cacat-cacat yang diakibatkan oleh penggunaan semen yang keliru, umumnya tidak seketika terjadi, ada tempo.

Alhasil, sang pemilik rumah yang baru membangun rumahnya atau melakukan renovasi merasa rumahnya sudah rapi, bersih, tidak ada cacat.

Nah, ketika cacat itu muncul beberapa bulan kemudian, semangat untuk memperbaikinya telah hilang atau dana sudah tiris.

Melakukan renovasi ulang bisa merembet lagi ke mana-mana.

Akibatnya, cacatpun didiamkan saja, lalu menjadi permanen.

Inilah 7 kesalahan pemakaian dan saat meramu semen.

1. Penyimpanan sembarangan

Baca Juga: Akui Pernah Lama Ditinggali, Youtuber Kondang Ini Akhirnya Temukan Fakta Sosok Wanita Penunggu Huniannya, ‘Dia Seperti Melindungi Kamu’

Sedikit saja berada pada lingkungan yang berair, semen akan menyerapnya, lalu membuatnya menjadi mengeras.

Untuk mencegah semen keras dan tak bisa digunakan, semen jangan diletakkan langsung di atas permukaan tanah atau lantai.

Sebaiknya, alasi semen dengan plastik, kardus, atau palet kayu.

2. Jenis semen tidak sesuai peruntukan

Semen tidak hanya satu macam/jenis dan pabrik pembuatnya biasanya membuat semen untuk tujuan spesifik.

Ada semen yang diperuntukkan bagi bangunan kering/tropis, ada pula semen yang khusus dibuat untuk tahan terhadap gerusan air (biasanya digunakan untuk pembuatan saluran irigasi, dam, bendungan, dan sebagainya).

3. Perbandingan komposisi semen dan bahan lain tidak tepat

Umumnya, adukan merupakan campuran antara semen dan pasir saja atau semen, kapur, dan pasir.

Baca Juga: Tinggal di Hunian Bergaya Skandinavia, Terungkap Sosok yang Selalu Menjadi Tambatan Hati Alice Norin, Bukan Orang Sembarangan!

Komposisi untuk plesteran dinding biasa dan dinding kamar mandi misalnya, harus dibedakan.

Perbandingan antara semen:pasir untuk plesteran umumnya adalah 1:8, tetapi karena pertimbangan ekonomis seringkali rasio ini diabaikan.

4. Proses pengerjaan terburu-buru

Dalam pemlesteran dinding bata ataupun batako misalnya, sebelum diplester, seharusnya bata atau batako disiram air.

Namun proses ini sering diabaikan karena dianggap membuang waktu dan memakan biaya karena air di lokasi proyek tidak mudah didapat.

Akibatnya, plesteran yang dikerjakan dalam keadaan bata/batako kering akan menimbulkan retak retak akibat panas dari dalam dinding yang mencari celah keluar, sedangkan semen tidak cukup kuat mengatasi hukum alam ini.

5. Finishing tidak sempurna

Contohnya adalah munculnya retak-retak dalam proses ngedak.

Baca Juga: Tinggal di Hunian dengan Ruang Makan Nan Luas, Terungkap Isi Rumah Mewah Artis yang Berujung Nikah Akibat Perselingkuhan, Ternyata Suaminya Keturunan Ningrat!

Hal ini bisa terjadi karena semen yang kurang, dak dalam keadaan setengah kering tidak disiram air, atau karena cuaca panas ekstrem yang tidak diantisipasi.

6. Pencampuran semen dan pasir tidak sempurna

Pencampuran semen dengan pasir seharusnya dilakukan lebih dahulu sebelum ditambahkan air.

Seringkali tukang langsung menuang air sebelum semen benar-benar tercampur dengan pasir.

Baca Juga: Tinggal di Hunian Bergaya Skandinavia, Terungkap Sosok yang Selalu Menjadi Tambatan Hati Alice Norin, Bukan Orang Sembarangan!

Akibatnya, semen dan pasir tidak tercampur secara merata dan ketika diaplikasikan, ada bagian yang terlalu keras, tetapi ada bagian lain yang lembek atau gampang rontok.

7. Kualitas pasir yang tidak baik

Pasir yang mengandung tanah liat atau lumpur memerlukan semen lebih banyak dibandingkan pasir yang berasal dari gunung berapi atau dari pantai.

Membuat adukan dengan pasir yang bercampur tanah/lumpur akan membuat daya rekat berkurang jauh. (Alfa/IDEA)

#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya

Latest