Peradangan itu tanda infeksi virus.
Karena kehilangan penciuman merupakan salah satu gejala dari Covid-19, para dokter kemudian melakukan tes swab virus corona.
Benar saja, hasil tes swab menunjukkan perempuan itu positif terinfeksi SARS-CoV-2.
Pemindaian yang dilakukan 28 hari kemudian menunjukkan peradangan di otak.
Hal ini seiring dengan sembuhnya Covid-19.
"Sepengetahuan kami, ini adalah laporan pertama terkait perubahan otak in vivo pada pasien Covid-19 yang menunjukkan perubahan sinyal yang kompatibel dengan invasi virus di otak, khususnya di wilayah kortikal yang terkait dengan penciuman," tulis ahli dalam laporannya seperti dilansir IFL Science, Senin (1/6/2020).
"Berdasarkan temuan MRI, termasuk sedikit perubahan pada area penciuman, kita dapat berspekulasi bahwa SARS-CoV-2 mungkin menyerang otak melalui jalur penciuman dan akhirnya menyebabkan disfungsi penciuman asal sonsorineural," imbuh ahli.
Namun terkait spekulasi ini, ahli menekankan perlu adanya pengujian lebih lanjut untuk mengonfirmasi.
Baca Juga: Terungkap, Kenapa Anak Balita Berpeluang Tinggi Tularkan Covid-19
Prof. John Hardy, Profesor Neuroscience UCL yang tidak terlibat dalam penelitian mengatakan, perubahan sementara di area penciuman otak adalah sesuatu yang meyakinkan.
"Kami tahu dari penelitian sebelumnya bahwa beberapa orang yang memiliki infeksi SARS-CoV-2 dapat mengembangkan gejala neurologis dan kejiwaa," katanya kepada Science Media Center.