IDEAOnline-Pandemi Covid-19 tak selamanya merupakan kisah keterpurukan atau keprihatinan.
Sebaliknya, ada semangat dan optimisme untuk terus bergerak.
Bahkan, dalam situasi dan kondisi sangat menantang ini, sektor properti segmen kelas atas dan mewah masih menunjukkan pergerakan positif.
Kendati tidak seperti kurun 2012-2015, pergerakan positif ini dipandang sebagai titik balik untuk kemudian bangkit dari keterpurukan.
The Residence at The St Regis Jakarta yang dikembangkan PT Permadani Khatulistiwa Nusantara (PKN), anak usaha Rajawali Group, contohnya.
Apartemen yang dipasarkan dengan harga yang hanya bisa diakses oleh kalangan yang merdeka secara finansial itu terjual enam unit.
Padahal, unit termurah yang berada di zona bawah atau low zone dibanderol sekitar Rp 65 juta per meter persegi.
Sementara unit-unit di zona tengah atau mid zone dipatok sekitar Rp 67 juta per meter persegi, dan unit-unit di zona atas atau high zone dipasarkan dengan harga Rp 70 juta meter persegi.
Adapun ukuran unit yang ditawarkan mulai dari terkecil 355 meter persegi dan terbesar 373 meter persegi dengan tipikal tiga kamar tidur.
Ini artinya, untuk mendapatkan satu unit apartemen terkecil dengan pemandangan Kota Jakarta, calon konsumen harus merogoh kocek Rp 25 miliar.
Angka lebih tinggi harus Anda bayarkan jika ingin mendapatkan unit terluas di zona atas dengan city view, yakni sekitar Rp 28 miliar-Rp 30 miliar.
Catatan penjualan enam unit ini terjadi selama Maret-Jui 2020, ketika pembatasan sosial berskala besar (PSBB) masih diberlakukan secara ketat di tingkat nasional ataupun di Provinsi DKI Jakarta.
Senior Vice President of Sales and Marketing Rajawali Property Group Swanny Hendrarta mengungkapkan, selama kurun tiga bulan tersebut, banyak calon buyers yang justru menghubunginya untuk menanyakan informasi detail tentang apartemen ini.
Tak sekadar bertanya, mereka juga melakukan transaksi setelah menyaksikan progres pembangunan fisik The Residence at The St Regis Jakarta yang memasuki tahap akhir.
"Justru saat Pandemi Covid-19 kelas atas (mewah) masih menunjukkan pergerakan. Ini karena kami belum memutuskan untuk menaikkan harga jual meski konstruksi fisik sudah tutup atap," terang Swanny, Senin (17/8/2020) yang dikutip Kompas.com.
Swanny menambahkan, WNI pembeli The Residence at The St Regis Jakarta memanfaatkan metode pembayaran tunai bertahap atau cash installment, dan kredit pemilikan apartemen (KPA).
Hingga saat ini, dari total 195 unit yang ditawarkan, telah terserap sekitar 90 unit dengan sebagian besar atau 95 persen dibeli oleh warga negara Indonesia (WNI).
Dengan catatan penjualan tersebut, Swanny optimistis semua unit The Residence at The St Regis Jakarta dapat terjual habis.
Baca Juga: Eco-Apartemen Berstandar Jepang Ini Dukung Gaya Hidup Modern dan Mewah
Seiring progres pembangunan, dan RUU Cipta Kerja yang memungkinkan warga negara asing (WNA) dapat membeli hunian dengan status Hak Guna Bangunan (HGB).
Hal ini karena harga jual yang ditawarkan juga dianggap dapat menarik minat WNA untuk membelanjakan uangnya.
The Residences at The St Regis Jakarta merupakan bagian dari proyek multifungsi Rajawali Place.
Gedung ini juga akan terhubung dengan The St Regis Hotel Jakarta yang berada dalam satu kompleks.
Selain itu, terdapat juga gedung perkantoran yang akan dijadikan sebagai kantor pusat (head quarter) Rajawali Group.
Adapun interior gedung dirancang oleh konsultan arsitektur Inggris dan Amerika Serikat yang bekerja sama dengan desainer lanskap Bill Bensley. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Saat Pandemi, Apartemen Rp 25 Miliar di Jakarta Justru Dibeli WNI
#berbagiIDEA