Baca Juga: Ada Balita, Rumah 33 M2 Pasangan Milenial Ini Tetap Rapi, Ini Tipsnya!
Di sisi lain, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Tata Ruang dan Pengembangan Kawasan Realestat Indonesia (REI) Hari Ganie menyoroti bahwa pada masa awal pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pertumbuhan properti menurun drastis.
Syukurnya, ketika PSBB transisi dijalankan penjualan properti mulai menggeliat, terutama di Jabodetabek dan Banten.
Agar sektor properti tetap tumbuh di masa pandemi, ia juga meminta pemerintah pusat dan daerah untuk memberikan keringanan pajak, baik berupa pemotongan atau penundaan pembayaran.
“Kami juga meminta pengurangan biaya operasional seperti listrik dan air. Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah dan asosisasi pengusaha terkait hal ini,” tutur Hari.
Kepada pengembang, ia juga memberikan saran kepada para pengembang untuk merestrukturisasi kewajiban kepada perbankan agar tetap bertahan di masa pandemi.
Langkah efisiensi perlu dilakukan pula, semisal pengembang fokus pada aset yang sudah ada dan tidak membeli tanah baru.
Pembangunan, menurutnya, lebih baik berupa rumah tapak daripada apartemen.
Ini karena pembangunan rumah tapak tidak mesti secara besar seperti apartemen.
Yang tak kalah penting, Hari melihat pengembang perlu membangun rumah yang sesuai dengan kebutuhan.
Misalnya, sekarang sedang tren work from home (WFH).