IDEAOnline-Efek racun yang ada dalam produk pembersih dapat diminimalisasi bila penggunaannya benar.
Setiap orang pastinya punya tujuan yang sama saat membeli produk pembersih rumah yaitu bikin bersh.
Semakin produk itu mudah digunakan dan langsung efektif membersihkan noda atau kotoran, tentunya semakin disukai konsumen.
Apalagi fakta bahwa Indonesia beriklim tropis dengan kadar kelembapan udara yang tinggi, menjadikan jamur dan bakteri tumbuh subur.
Tak hanya hinggap di zat-zat organik seperti makanan, jamur dan bakteri juga dapat tumbuh di berbagai area rumah, seperti dinding, kaca, keramik, kayu, porselen, dan lainnya.
Makanya, segala macam produk pembersih rumah sangat laku di pasaran, mulai dari pembersih lantai, sabun cuci piring, pembersih porselen, pembersih kaca, dan lainnya.
Kita membelinya dengan harapan produk-produk ini dapat membuat rumah selalu bersih, wangi, dan terawat.
Tapi tahukah kamu bahwa produk pembersih ini berbahaya bagi tubuh?
Mulai dari efek ringan seperti mual, pusing, gatal, batuk, hingga yang fatal seperti iritasi, luka bakar, asma, kanker, dan kematian.
Bahkan ada yang dapat menyebabkan kebutaan.
Baca Juga: Antiseptik dan Desinfektan Punya Efek Samping Jika Tidak Tepat Penggunaannya, Apa Saja?
Berbagai Zat Berbahaya
Kalau mengamati label komposisi yang biasanya ada di belakang kemasan produk, kita akan menemukan berbagai kandungan bahan kimia.
Dari sekian banyak nama tersebut, ada beberapa zat berbahaya yang perlu diwaspadai.
Pertama, amonia.
Biasanya terkandung di produk pembersih porselen, pembersih kaca, dan pembersih serbaguna.
Amonia umumnya berbentuk gas tanpa warna, tapi berbau sangat menyengat dan tajam.
Efek kontaminasi ammonia adalah iritasi saluran pernapasan, kebutaan, iritasi kulit akut (frostbite), kerusakan paru-paru, hingga kematian.
Kedua, klorin (hipoklorit).
Biasanya terkandung di produk pemutih pakaian, pembersih serbaguna, pembersih kolam renang, dan pembersih kamar mandi.
Klorin atau kaporit berbau menyengat dan berfungsi sebagai pembunuh kuman.
Jika terpapar dalam waktu lama, klorin dapat menyebabkan batuk, sesak napas, iritasi akut, kerusakan lapisan kolagen, edema paru (peningkatan cairan di paru-paru), hingga kematian.
Baca Juga: Efektif Digunakan sebagai Disinfektan, Inilah Cara Aman Menggunakan UV-C
Ketiga, fosfat (phosphate).
Biasanya terkandung di detergen, pembersih serbaguna, pencuci piring, dan pembersih kamar mandi.
Selain digunakan pada pembersih, fosfat putih juga terdapat pada racun tikus karena efeknya sangat mematikan bagi tubuh.
Terkontaminasi fosfat dapat menyebabkan kram perut, iritasi kulit, kerusakan organ dalam, dan kematian.
Keempat, larutan alkali.
Biasanya terkandung di soda api, pembersih toilet, pembersih oven, sabun mandi.
Alkali sangat efektif menghancurkan kotoran dan lemak, sehingga sangat umum digunakan pada berbagai produk pembersih.
Jika terkena alkali terus menerus dapat menyebabkan pembakaran pada saluran pernapasan, iritasi kulit akut, kerusakan organ, hingga kematian.
Selain keempat zat ini, masih banyak kimia lainnya yang berbahaya.
Pada umumnya, semua bahan kimia ini bisa kita temui di alam dalam berbagai wujud, bahkan dapat dikonsumsi tubuh dalam takaran wajar.
Namun, setelah bercampur dengan bahan kimia lainnya, akan muncul reaksi racun yang berbalik membahayakan, misalnya campuran amonia dan klorin yang menimbulkan zat beracun yang mudah meledak.
Inilah yang perlu kita waspadai.
Baca Juga: Tips Membersihkan Kaca dan Cermin, Pilihan Bahan dan Alatnya
#berbagiIDEA