Follow Us

LIPI: Banjir Jakarta Dianggap Bukan Lagi Persoalan Rutin tapi Risiko Bencana Alam, Waspadai!

Kontributor 01 - Kamis, 24 September 2020 | 13:30
Banjir di Teluk Gong Jakarta Utara Januari 2020.
tribunnews.com

Banjir di Teluk Gong Jakarta Utara Januari 2020.

Direktur Eksekutif Asia Pacific Centre for Ecohydrology UNESCO Category II Centre (APCE-UNESCO C2C), Igansius Dwi Atamana Sutapa mengatakan, memang terdapat banyak faktor yang menyebabkan banjir besar terjadi di sejumlah wilayah termasuk di Jakarta ini.

Di antaranya adalah banjir terjadi dari hulu dan hilir, curha hujan yang tinggi atau intens, berkurangnya area serapan air, perubahan tata guna lahan, saluran air yang tidak memadai serta perilaku masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan.

Baca Juga: Bukan Limbah Rumah Tangga, Air Hujan Pun Harus Dikelola untuk Cegah Banjir, Ini Caranya!

Ilustrasi akibat banjir.
royalgazette.com

Ilustrasi akibat banjir.

Tidak hanya itu berbagai kendala juga dihadapi untuk menangani permasalahan bencana banjir seperti kebijakan desentralisasi, pengelolaan sumber daya yang tidak optimal serta tumpang tindih kewenangan antar sektor dan tingkatan.

Upaya pengendalian banjir di Jakarta Oleh sebab itu, Kepala Balai Besar wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, Bambang Hidayah mengatakan, saat ini konsep penggulangan banjir Jakarata, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) terbagi menjadi tiga yaitu bagian hulu, tengah dan hilir.

"Konsep hulu dilakukan dengan kegiatan reboisasi, pengelolaan embung, dam dan bendungan," kata Bambang dalam diskusi daring bertajuk Banjir di Masa Covid-19: Kesiapsiagaan, Mitigasi dan Pengelolaan Bencana, Rabu (9/9/2020).

Sementara, konsep tengah dapat diupayakan dengan membangun kolam-kolam potensi dan sumur-sumur resapan, yang membutuhkan partisipasi masyarakat.

Sedangkan, konsep hilir dapat dilakukan dengan membangun tanggul-tanggul, sedimentasi trap dan normalisasi sungai.

Hal ini juga senada dengan yang disampaikan Sekretaris Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, Dudi Gardesi Asikin bahwa prinsip pengendalian banjir di Jakarta adalah dengan beberapa hal berikut.

Revitalisasi polder, pembangunan atau peningkatan pompa, pembangunan waduk, situ, embung di hulu, pembangunan tanggul sungai, pembangunan sungai resapan.

"Kegiatan rutin pengerukan, pengurasan, pembangunan sumur resapan. Selain itu terdapat program grebek lumpur," jelas Dudi.

Source : kompas

Editor : Maulina Kadiranti

Latest