IDEAonline –Monokromatik berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu mono (berarti tunggal) dan chroma (berarti warna yang terlihat pada permukaan).
Jadi monokromatik bisa diartikan sebagai sesuatu yang bersifat satu warna. Dalam dunia grafis, istilah monokromatik diartikan sebagai hitam dan putih.
Dalam interior, monokromatik sering digunakan untuk penggunaan warna tunggal pada setiap permukaan benda yang tampak dalam satu ruangan.
Tapi warna tunggal yang dimaksud di sini bukan berarti satu jenis warna, melainkan bisa menggunakan variasi terang-gelap dari sebuah warna.
Baca Juga: Lengkapi Kolam Ikan dengan 4 Elemen Ini, Bisa buat Relaksasi
Baca Juga: Tak Selalu dengan Air, Ternyata Memadamkan Kebakaran Harus Sesuai Jenis Sumber Apinya!
Tone lebih abu-abu atau warna yang lebih pucat termasuk di dalamnya. Pola monokromatik biasanya adalah penggunaan warna-warna primer yang kemudian dipadankan dengan putih, hitam, abu-abu, atau warna netral lainnya.
Sebuah ruang yang didesain dengan monokromatik hijau, misalnya, akan menggunakan corak tunggal dari hijau yang dipadankan dengan putih.
Mungkin di ruang itu ada sofa dengan pelapis kain warna hijau gelap, dindingnya dicat hijau pucat, gordennya hijau pupus, dan karpetnya kombinasi hijau dan putih. Sementara itu kusen, jendela, pintu, dan plafon diberi warna putih.
Monokromatik menghasilkan efek menenangkan dan sangat mudah dicerna oleh mata. Keuntungan lain menggunakan warna ini adalah mudah dikelola dan menarik secara visual.
Anda tidak perlu berpikir terlalu keras untuk memadankan hijau gelap dengan hijau terang, karena dua warna ini masih satu keluarga.
Baca Juga: Musim Hujan adalah Saat yang Tepat Membuat Taman, Ini Langkahnya
Tapi kelemahannya, karena menggunakan warna tunggal, sulit untuk menyorot elemen-elemen yang penting, yang ingin kita tonjolkan.
Misalnya, untuk menonjolkan karpet di antara elemen interior lain seperti sofa, dinding, sofa, akan terasa sulit bila semuanya menggunakan gradasi hijau.
Warna monokromatik juga sangat sedikit memberikan kontras sehingga berpotensi terlihat membosankan.
Untuk mengatasi agar ruang tidak terasa membosankan, gunakan permainan gradasi yang tepat untuk memberikan efek lebih dinamis.
Selain itu, masalah ini juga bisa diatasi dengan menggunakan variasi dalam desain elemen-elemen interior yang terlibat di dalam satu ruangan.
#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork
Artikel ini tayang di Tabloid RUMAH edisi 90
Penulis | : | Fatur Rohman |
Editor | : | Maulina Kadiranti |
Komentar