Sementara untuk kualitas cahaya, prinsipnya mirip seperti pencahayaan buatan (sumber cahaya dari lampu).
Lintang Himawan—arsitek yang beberapa kali mendesain skylight—menuturkan, desain pencahayaan alami bermula dari penentuan fungsi ruang yang diikuti dengan daftar kegiatan di ruang itu.
Dari analisis tersebut bisa didapatkan daftar kebutuhan, termasuk besar kebutuhan cahaya.
Secara umum, proses masuknya cahaya alami terbagi menjadi 2, side lighting (cahaya dari samping) dan top lighting (cahaya dari atas).
Side lighting (misalnya jendela) memiliki kelebihan lain, yakni memasukkan view luar ke dalam ruang.
Pada banyak kasus, jendela kerap tidak bisa dibuat—umumnya karena berbatasan dengan dinding tetangga.
Oleh sebab itu, cahaya hanya bisa masuk dari atas (top lighting). Dengan top lighting (misalnya skylight), kita tidak mendapatkan banyak view seperti jendela tapi cahaya yang didapat bisa lebih berkualitas dan merata.
#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork
Artikel ini tayang di Tabloid RUMAH edisi 93