Masalah kulit ini sangat umum, sehingga beberapa dokter khawatir tidak ada cukup kesadaran akan potensi bahaya.
Para peneliti mendesak pejabat kesehatan untuk menyebut ruam kulit sebagai tanda kunci keempat pada Covid-19 (selain demam, batuk terus-menerus, dan kehilangan bau).
5. Badai sitokin.
Dalam fenomena ini, sistem kekebalan merespons infeksi dengan bekerja berlebihan, menghasilkan peradangan berlebihan - yang dapat menyebabkan gagal jantung, paru-paru, atau ginjal, dan pembekuan darah yang dapat berakibat fatal.
Badai sitokin menjadi salah satu factor yang bertanggung jawab atas tingkat keparahan flu 1918, dan para peneliti percaya Covid-19 memicu reaksi serupa dalam beberapa kasus.
Menurut Harvard Medical School, penyedia layanan kesehatan dapat menguji kadar sitokin darah untuk mengukur apakah ini mungkin terjadi.
Kini penelitian sedang berlangsung untuk pengobatan yang efektif (steroid seperti deksametason dan hidrokortison telah menunjukkan hasil yang menjanjikan sejauh ini).
6. Happy hypoxia.
Tanpa ditandai gejala apapun, happy hypoxia atau silent hypoxemia mengancam jiwa atau menyebabkan kematian pada pasien yang terinfeksi virus corona SARS-CoV-2.
Dikutip dari Kompas.com, Jumat (3/9/2020), Ketua Umum Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto pertama-tama menjelaskan, secara umum suatu infeksi di jaringan paru disebut penumonia.
Pneumonia akan menyebabkan gangguan sirkulasi oksigen masuk ke dalam darah, yaitu gangguan disfungsi atau gangguan pada vaskuler (pembuluh darah). Hal ini membuat darah tidak teroksigenisasi.
"Akibatnya, kandungan oksigen dalam darah rendah atau disebut hipoksemia," kata Agus Kamis (3/9/2020), yang ditulis di Kompas.com.