IDEAOnline-Hasil survei terbaru menunjukkan bahwa 90 persen dari responden muda mengkhawatirkan dampak krisis iklim.
Krisis air, krisis pangan dan penyebaran penyakit adalah dampak yang paling dikhawatirkan dari krisis iklim.
Kajian survei daring tersebut dilakukan oleh Yayasan Indonesia Cehrah dan Change.org, dan telah diluncurkan pada Jumat (25/9/2020).
Direktur Eksekutif Yayasan Indonesia Cerah, Adhityani Putri, menyampaikan bahwa kita sudah melihat bagaimana Covid-19 mengubah segalanya dalam beberapa minggu dan ini juga berpengaruh pada terbukanya kekhawatiran terhadap dampak perubahan iklim.
Dampak krisis iklim dinilai akan menyerang lebih kuat dalam waktu yang dekat.
“Banyak yang berpendapat bahwa dampak krisis iklim sebenarnya sudah hadir hari ini, dan harus segera kita tangani," kata Adhityani dalam diskusi daring bertajuk Krisis Iklim di Mata Anak Muda, Jumat (25/9/2020).
Maka dari itu, Adhityani bersama timnya, melakukan survei ini untuk mengetahui bagaimana persepsi publik, terutama anak muda, tentang krisis iklim sebagai bahan pertimbangan untuk merancang strategi penanganan dampak krisis iklim ke depannya.
Baca Juga: Ini Ancaman Pandemi Baru Setelah Corona, Emisi Karbon yang Meningkat Penyebabnya?
Presentasi kekhawatiran dampak krisis iklim di mata anak muda Survei pandangan anak muda tentang krisis iklim tersebut dilakukan secara daring selama hampir dua bulan yakni 23 Juli - 8 September 2020.
Adapun responden survei diikuti oleh sekitar 8.374 anak muda di rentang usia 20-30 tahun yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia.
Hasil yang didapatkan pun beragam dan beberapa di antaranya cukup mengejutkan para ahli dan pegiat lingkungan, termasuk komunitas sadar perubahan iklim.