Follow Us

Ramah Pedestrian jadi Solusi Kawasan Padat Kurangi Penularan Penyakit

Kontributor 01 - Selasa, 17 November 2020 | 10:30
Deretan kafe di kota Paris.
Kompas.com

Deretan kafe di kota Paris.

IDEAOnline-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan kehidupan kota dapat membuat penduduk rentan terhadap penyakit menular seperti tuberkulosis.

WHO menyebut tuberkolosis menular umumnya akibat kota yang padat dan ventilasi yang buruk.

Tak hanya itu, penyakit lain yang dapat menular melalui air dan vektor adalah demam berdarah.

Berbeda dengan pernyataan tersebut, UN-Habbit, badan PBB untuk perumahan dan pembangunan perkotaan, mengatakan hidup di perkotaan yang lebih padat justru dapat membantu mencegah penularan penyakit.

Alasannya, karena penduduk memiliki akses yang lebih mudah untuk berobat dan menjangkau fasilitas kesehatan.

"Ya meskipun, tindakan seperti mengisolasi, tinggal di dalam ruangan dan mempraktikkan jarak sosial itu ya lebih sulit dilakukan dalam pengaturan kota yang sangat padat," kata Kepala Program Global Ketahanan Kota UN-Habitat Esteban Leon seperti dikutip Kompas.com dari laman weforum.org, Senin (16/11/2020).

“Namun, kota padat memang memberikan manfaat bahkan dalam krisis (pandemi Covid-19) seperti ini, misalnya akses ke layanan dasar dan perawatan medis,” ujarnya.

Menurutnya, tidak masalah sebenarnya tinggal di kota yang padat, terutama sejauh kota tersebut memiliki konsep, perencanaan dan penataan kota yang baik.

Manfaat dari kota padat yang terencana dengan baik termasuk waktu perjalanan yang lebih singkat, udara yang lebih bersih, dan pengurangan kebisingan serta konsumsi bahan bakar fosil dan energi.

Beberapa pemimpin kota padat di dunia diketahui telah berupaya menciptakan komunitas perkotaan yang lebih dekat secara fisik.

Perkotaan yang padat ini dikelola sedemikian rupa menjadi lokasi yang nyaman dan aman terutama untuk mobilitas warganya dalam beraktivitas.

Source : kompas

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya

Latest