Seorang antropolog medis dari Universitas St Andrew di Skotlandia Christos Lynteris, mengatakan bahwa memperkuat layanan lokal untuk perjalanan akan mengurangi penyebaran infeksi atau virus. Tapi tidak seluruhnya.
"Itu (virus) akan tetap menyebar di sana entah bagaimana - hanya dibutuhkan satu orang untuk menyebarkannya dari satu daerah ke daerah lain dan kemudian Anda tertular komunitas," kata Lynteris.
Namun demikian, dia mengakui bahwa penyakit dan pengendalian penyakit tentu saja memiliki dampak besar terutama bagi perubahan perencanaan suatu kota.
Dia mencontohkan, wabah kolera dan demam kuning yang terjadi di Amerika itu justru berdampak pada perubahan perbaikan penataan kota seperti misalnya pembangunan sistem air limbah bawah tanah dan ruang hijau seperti Central Park di Kota New York.
"Tingkat keparahan penyakit ini mendorong departemen perencanaan kota, teknik, dan kesehatan masyarakat untuk bersatu," katanya.
Karenanya, pandemi Covid-19 dijadikan sejumlah ahli untuk melakukan berbagai terobosan termasuk menata ulang kota sehingga nantinya warga akan terbiasa dengan kebiasaan baru. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tinggal di Kawasan Padat Rentan Tertular Penyakit? Kota Ramah Pedestrian Jawabannya
#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork
(*)