IDEAOnline-Sejak pandemi Covid-19 merebak di Indonesia, pemakaian masker menjadi salah satu senjata dalam mengurangi risiko penularan virus corona penyebab Covid-19 dan virus-virus lain yang melayang di udara yang kasat mata.
Namun, seringkali penggunaan masker memberikan ketidaknyaman bagi seseorang. Pengap, sulit bernapas, perasaan lembap dan gerah karena masker dirasakan mengganggu proses bernapasan.
Padah bernapas dilakukan oleh setiap orang setiap hari.
Dikutip dari laman Kompas.com, manusia bernapas normalnya kira-kira sekitar 12-24 kali per menit yang mana tiap kali tarikan napasnya sekitar 3-4 liter udara masuk.
Dalam setahun, udara yang dihirup bisa mencapai 9.5 ton di mana 23% nya adalah oksgien.
Meskipun itu adalah informasi yang menarik, sebenarnya ini hanya hitung-hitungan kasar.
Karena kebutuhan oksigen manusia bisa berbeda-beda tergantung dari banyak hal.
Jika ia sedang berolahraga, kebutuhan oksigennya tentu meningkat, jika ia sedang cemas, gugup, takut, atau malah memiliki penyakit tertentu seperti asma yang sedang kumat, kebutuhannya meningkat.
Sebaliknya, ketika manusia itu santai, atau malah sedang tidur, kebutuhan oksigennya berkurang.
Di luar dari masalah terganggunya pernapasan, keberadaan masker yang beredar di pasaran saat inipin dinilai tidak efektif memeberi perlindungan.
Menurut seorang pakar dariUniversity of Alabama, Birmingham, menggunakan masker yang tidak pas menutup wajah sama sekali tidak akan memberikan perlindungan kepada tubuh.