Dinamika Atmosfer
Tidak hanya disebabkan karena fenomena monsun Asia musim dingin, kondisi dinamika atmosfer baru-baru ini menyebabkan adanya gelombang atmosfer seperti MJO, gelombang kelvin, dan rossby ekuatorial.
Adapun gelombang-gelombang tersebut saat ini cukup aktif di sekitar wilayah Indonesia, disertai dengan adanya pusat tekanan rendah yang mengakibatkan terbentuknya pola konvergensi dan belokan angin yang berpotensi memberikan pengaruh pada peningkatan pertumbuhan awan hujan.
Selain itu, suhu muka laut masih cukup hangat di beberapa wilayah perairan Indonesia.
"Kondisi dinamika atmosfer tersebut dapat meningkatkan potensi curah hujan hingga sepekan ke depan di beberapa wilayah Indonesia," katanya lagi.
Potensi Cuaca Sepekan ke Depan
Di sisi lain, Miming mengtakan bahwa pada periode pekan depan atau pada 16 – 21 Januari 2021 potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih terjadi di sejumlah wilayah Indonesia.
Potensi hujan ini terjadi di: Aceh, Sumatera Utara, Jamb,i Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Tingkatkan Kewaspadaan
Meski hampir di semua wilayah di Indonesia, Miming menyampaikan bahwa waktu hujan dengan intensitas lebat lebih cenderung terkonsentrasi pada pagi, siang dan sore hari.
Kendati demikian, BMKG menghimbau kepada masyarakat dalam periode puncak musim penghujan ini untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap peningkatan cuaca ekstrem.