Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Puncak Musim Hujan di Indonesia dan Potensi Bencana Hidrometeorologi

Kontributor 01 - Minggu, 17 Januari 2021 | 11:30
Banjir setinggi atap rumah di Kampung Tadan, Kec. Seluas, Kab. Bengkayang, KalBar (14/1/2021).
KOMPAS.COM/HENDRA CIPTA

Banjir setinggi atap rumah di Kampung Tadan, Kec. Seluas, Kab. Bengkayang, KalBar (14/1/2021).

IDEAOnline-Sejumlah wilayah di Indonesia diguyur hujan lebat hingga menimbulkan banjir beberapa waktu terakhir.

Salah satu kejadian yang tengah menjadi sorotan yakni terjadinya banjir di Kalimantan Selatan (Kalsel) yang merendam ribuan rumah warga.

Lantas, apa penyebab tingginya curah hujan di Indonesia saat ini?

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) Miming Saepudin memaparkan, penyebab curah hujan tinggi di Indonesia saat ini karena adanya fenomena monsun Asia musim dingin.

Ia menjelaskan, fenomena ini berlangsung aktif selama periode Januari hingga Februari 2021.

"Adanya fenomena monsum Asia musim dingin, sebagai tanda periode musim hujan di Indonesia, ditambah kondisi dinamika atmosfer lainnya," ujar Miming, dikutip Kompas.com, Jumat (15/1/2021).

Tidak hanya terjadi di Indonesia, fenomena ini juga berlangsung di luar negeri.

"Secara umum, monsun Asia musim dingin perngaruhnya di negara-negara Asia Tenggara seperti, Singapura, Malaysia, dan negara tetangganya," lanjut dia.

Sebelumnya, BMKG telah menyampaikan bahwa puncak musim hujan 2020/2021 di wilayah Indonesia diprediksikan berlangsung antara Januari-Februari 2021.

Sehingga saat ini, sebagian besar wilayah Indonesia sedang mengalami periode puncak musim hujan.

Baca Juga: Waspadai 3 Penyakit saat Banjir, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahannya

Banjir setinggi atap rumah di Kampung Tadan, Kec. Seluas, Kab. Bengkayang, KalBar (14/1/2021).

Banjir setinggi atap rumah di Kampung Tadan, Kec. Seluas, Kab. Bengkayang, KalBar (14/1/2021).

Dinamika Atmosfer

Tidak hanya disebabkan karena fenomena monsun Asia musim dingin, kondisi dinamika atmosfer baru-baru ini menyebabkan adanya gelombang atmosfer seperti MJO, gelombang kelvin, dan rossby ekuatorial.

Adapun gelombang-gelombang tersebut saat ini cukup aktif di sekitar wilayah Indonesia, disertai dengan adanya pusat tekanan rendah yang mengakibatkan terbentuknya pola konvergensi dan belokan angin yang berpotensi memberikan pengaruh pada peningkatan pertumbuhan awan hujan.

Selain itu, suhu muka laut masih cukup hangat di beberapa wilayah perairan Indonesia.

"Kondisi dinamika atmosfer tersebut dapat meningkatkan potensi curah hujan hingga sepekan ke depan di beberapa wilayah Indonesia," katanya lagi.

Potensi Cuaca Sepekan ke Depan

Di sisi lain, Miming mengtakan bahwa pada periode pekan depan atau pada 16 – 21 Januari 2021 potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih terjadi di sejumlah wilayah Indonesia.

Potensi hujan ini terjadi di: Aceh, Sumatera Utara, Jamb,i Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Tingkatkan Kewaspadaan

Meski hampir di semua wilayah di Indonesia, Miming menyampaikan bahwa waktu hujan dengan intensitas lebat lebih cenderung terkonsentrasi pada pagi, siang dan sore hari.

Kendati demikian, BMKG menghimbau kepada masyarakat dalam periode puncak musim penghujan ini untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap peningkatan cuaca ekstrem.

Termasuk hujan lebat yang dapat menimbulkan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, longsor. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Analisis BMKG soal Cuaca Ekstrem Januari-Februari 2021...

#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork

(*)

Source : kompas

Editor : iDEA

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular