Jika memakai rangka kayu, maka pemasangannya menggunakan paku, sedangkan pada besi hollow memakai sekrup.
Di pasar ada berbagai macam merek gipsum, di antaranya Jayaboard (produksi PT Petrojaya Boral Plasterboard), Elephant (produksi PT Siam-Indo Gypsum Industry), Knauf (PT Knauf Gypsum Indonesia), dan A Plus.
Kelebihan
- Menghasilkan plafon yang rata, mulus tanpa terlihat sambungan. Hal ini akan sulit diperoleh jika menggunakan plafon berbahan tripleks misalnya.
- Bisa dibuat berbagai bentuk, seperti bertingkat (drop/up ceiling), kubah (dome) dan lain sebagainya.
- Modelnya bisa bervariasi karena gipsum memiliki beragam aksesori dan hiasan, mulai dari lis, hiasan tengah, hiasan sudut dan lain-lain.
- Mudah dalam perawatan dan perbaikan.
- Bila ada yang rusak tidak perlu mengganti seluruh lembaran, tapi cukup memperbaiki bagian yang rusak saja dengan sistem dempul menggunakan kompon (plester).
- Proses pemasangan cepat dan rapi.
- Tidak mudah terbakar dan dimakan rayap.
- Bisa dipasang menggunakan rangka kayu dan besi hollow.
- Mudah didapat di pasaran.
- Tidak tahan terhadap air. Bila terjadi rembesan air dari atap mengenai plafon, akan meninggalkan noda bercak pada permukaan gipsum. Bahkan bisa membuat plafon hancur.
- Perlu keahlian dalam pemasangan.
- Tidak tahan terhadap benturan.
3. Fiber Semen, Tahan Rayap dan Air
Untuk mengatasi kekurangan material tripleks dan gipsum yang kurang tahan terhadap air, jamur, benturan keras, juga rayap dan api, muncul fiber semen sebagai alternatif yang bisa dipakai untuk interior dan eksterior.
Material ini terbuat dari bahan campuran semen, pasir silika, gipsum, serat selulosa, dan zat aditif sebagai penguat.
Sebagai material yang mengandung bahan semen dan pasir, papan fiber semen lebih berat dibanding gipsum pada ketebalan yang sama.
Oleh sebab itu, pemasangan fiber semen harus dengan alat yang lebih canggih seperti bor dan gergaji mesin, dan menyerap panas.
Plafon fiber semen dapat dipasang pada rangka kayu maupun besi hollow.