Lantas, bagaimana tentang kloset jongkok menurut pandangan pakar toilet ini?
Berdasarkan pengalamannya bertemu dengan dokter kulit dan kelamin di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), sang dokter mengatakan banyak pasangan muda yang tidak bisa memiliki anak karena alat kelaminnya terinfeksi oleh bakteri.
“Kalau kita bicara anatomi, kloset jongkok kan posisinya rendah sehingga jika kita memasukkan sesuatu airnya akan muncrat. Jika hal itu terjadi saat kita buang hajat menggunakan kloset jongkok, air akan muncrat sedangkan air itu sudah terkontaminasi oleh kotoran. Hal itulah yang berakibat terjadinya infeksi kelamin,” ujar Naning.
"Lain halnya dengan kloset duduk, posisinya lebih tinggi dari lubang air, sehingga potensi muncratnya air akan berkurang dan tentunya akan lebih melindungi kita dari percikan air yang sudah terkontaminasi oleh kotoran tadi,” lanjut Naning.
Baca Juga: Punya Masalah yang Sama Seputar Saluran di Kamar mandi? Ini Jawabnya!
Lagi pula, kata Naning, “bakteri tak butuh media apapun untuk berkembang biak. Bakteri hanya butuh kelembapan. Kondisi lembap akan membuatnya berkembang biak dengan cepat.”
Lebih lanjut Naning menjelaskan, kloset duduk memiliki tangki air yang berfungsi sebagai penyiram ketika selesai buang air.
Ada teknik penyiraman yang dilakukan dengan cara menarik tuas sehingga pengguna cukup menekan tombol flush dan air akan otomatis keluar.
Sehingga untuk membilas dan membersihkan toilet, tidak diperlukan lagi bak untuk menampung air.
Cara menampung air di bak dapat membuat lantai toilet menjadi basah.
Lantai toilet yang basah akan membuat jamur, spora, dan bakteri lainnya mudah berkembang biak karena suhu yang lembap ini.