IDEAOnline-Budaya buang air dalam posisi duduk ini berawal dari pertengahan abad 19 yang dilakukan raja dan ratu.
Orang kemudian ingin merasa sederajat dengan para bangsawan dengan melakukan kebiasaan yang sama.
Saat ini kita mengenal ada dua jenis kloset, yaitu klosetjongkok dan kloset duduk, mana yang paling banyak digunakan orang saat ini?
Era industri di Inggris memicu produksi kloset duduk yang semakin memasyarakat, bahkan sekarang mendunia.
Di kota-kota besar lebih banyak dikenal kloset duduk dibandingkan kloset jongkok.
Bahkan ada anggapan bahwa kalau belum terbiasa menggunakan kloset duduk, berarti ketinggalan zaman.
Terlepas dari anggapan-anggapan ini, nyatanya banyak pakar memberikan pendapatnya tentang pilihan memakai kloset duduk atau kloset jongkok.
Dr. Saeed Rad asal Iran membuktikan bahwa posisi jongkok lebih baik dibandingkan duduk ketika buang hajat.
Dalam hal ini ia tidak sendirian. Sudah banyak para ahli yang mengkaji perbandingan ini sejak tahun 1980-an sampai saat ini dari berbagai negara.
Baca Juga: Trik Menaruh Jendela dan Hindari Genangan di Lantai Kamar Mandi
Dan hasil temuan mereka serupa.
Pada intinya, ada beberapa keuntungan yang dihasilkan dari posisi jongkok saat membuang air.
- Posisi jongkok membuat pembuangan lebih lancar dan tuntas.
- Otot-otot sekitar usus besar lebih nyaman bekerja karena otot paha saat jongkok ikut membantu peregangan. Ini akan mencegah hernia.
- Saat duduk dan mengejan, ada beberapa bagian syaraf yang rentan terkena tekanan, misalnya syaraf kandung kemih, prostat, dan rahim. Posisi jongkok melindungi syaraf-syaraf tersebut dari kerusakan. Ketika dalam posisi jongkok, katup antara usus besar dan usus kecil menutup, sehingga mencegah usus kecil terkontaminasi bakteri dari usus besar.
- Bagi ibu hamil, posisi berjongkok menghindari rahim tertekan ketika membuang air. Jika dilakukan setiap hari, membantu persalinan secara normal. Posisi jongkok juga merupakan posisi alami manusia saat melahirkan.
Sebagain masyarakat menganggap kloset duduk lebih memberi kenyamanan bagi banyak orang, namun anggapan banyak orang bahwakloset duduk lebih tidakhigienis dibandingkloset jongkok, menjadikan beberapa orang enggan menggunakankloset duduk.
Adanya persentuhan antara kulit pengguna dengan dudukan klosetadalah alasan yang mendasari anggapan di atas.
Apalagi jikatoilet itu adalah toilet umum yang dipakai oleh banyak orang, maka akan mudah menularkan berbagai penyakit.
Baca Juga: Ini Kelebihan Kamar Mandi Toilet ala Jepang, Yuk Bikin di Rumah!
Ditemui IDEAOnline di sebuah acara di Jakarta, Naning Adiwoso yang saat ini menjabat sebagai Ketua Asosiasi Toilet Indonesia meluruskan pendapat ini.
“Kloset duduk tidak serta merta menyebabkan Anda terkena penyakit hanya karena dudukan kloset yang juga digunakan orang lain, bersentuhan dengan kulit Anda,” ujar Naning.
Orang mungkin tidak ingin organ paling vitalnya bersentuhan dengan bakteri dan dudukan kloset, namun, dijamin ini tak akan bikin tertular bakteri yang membawa banyak penyakit jika toilet dan kloset dibersihkan dengan benar.
“Jadi intinya adalah pada bagaimana menjaga toilet tetap dalam keadaan bersih dan hienis,” tambahnya.
Lantas, bagaimana tentang kloset jongkok menurut pandangan pakar toilet ini?
Berdasarkan pengalamannya bertemu dengan dokter kulit dan kelamin di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), sang dokter mengatakan banyak pasangan muda yang tidak bisa memiliki anak karena alat kelaminnya terinfeksi oleh bakteri.
“Kalau kita bicara anatomi, kloset jongkok kan posisinya rendah sehingga jika kita memasukkan sesuatu airnya akan muncrat. Jika hal itu terjadi saat kita buang hajat menggunakan kloset jongkok, air akan muncrat sedangkan air itu sudah terkontaminasi oleh kotoran. Hal itulah yang berakibat terjadinya infeksi kelamin,” ujar Naning.
"Lain halnya dengan kloset duduk, posisinya lebih tinggi dari lubang air, sehingga potensi muncratnya air akan berkurang dan tentunya akan lebih melindungi kita dari percikan air yang sudah terkontaminasi oleh kotoran tadi,” lanjut Naning.
Baca Juga: Punya Masalah yang Sama Seputar Saluran di Kamar mandi? Ini Jawabnya!
Lagi pula, kata Naning, “bakteri tak butuh media apapun untuk berkembang biak. Bakteri hanya butuh kelembapan. Kondisi lembap akan membuatnya berkembang biak dengan cepat.”
Lebih lanjut Naning menjelaskan, kloset duduk memiliki tangki air yang berfungsi sebagai penyiram ketika selesai buang air.
Ada teknik penyiraman yang dilakukan dengan cara menarik tuas sehingga pengguna cukup menekan tombol flush dan air akan otomatis keluar.
Sehingga untuk membilas dan membersihkan toilet, tidak diperlukan lagi bak untuk menampung air.
Cara menampung air di bak dapat membuat lantai toilet menjadi basah.
Lantai toilet yang basah akan membuat jamur, spora, dan bakteri lainnya mudah berkembang biak karena suhu yang lembap ini.
Selain itu, faktanya, buang air di kloset duduk tidak membuat orang cepat lelah dibandingkan dengan di kloset jongkok.
“Buang air di kloset jongkok, tulang panggul akan menahan berat beban penggunanya, sedangkan telapak kaki akan menahan seluruh berat tubuh yang dapat menimbulkan pegal-pegal,” pungkasnya.
Nah, bagaimana dengan Idea Lovers, kamu ada di “kubu” kloset jongkok atau kloset duduk?
Baca Juga: Ini Bahaya Soda Api jika Digunakan untuk Membersihkan Toilet Pampet
#BerbagiIDEA