IDEAOnline-Nama Depok tengah diperbincangkan publik di media sosial, menyusul peristiwa rekayasa "babi ngepet".
Sebelum itu, kota seluas 200,3 kilometer persegi ini juga selalu masuk dalam radar warganet dan menjadi sorotan media dalam kurun dua dekade terakhir.
Baca Juga: Jamin Udara Bersih bagi Si Buah Hati, Cek 3 Inovasi Air Purifier Ini
Ini tak lain karena sejumlah peristiwa fenomenal, untuk tidak dikatakan tidak biasa, mulai dari kebijakan pemerintahan kotanya, hingga perilaku sebagian kecil warganya.
Sebut saja pemutaran lagu di lampu merah, keharusan makan dengan tangan kanan, makan nasi jagung sehari dalam seminggu, kepercayaan akan munculnya Imam Mahdi, dan peristiwa-peristiwa klenik lainnya.
Kendati demikian, "sketsa" yang mewarnai perjalanan panjang kota itu tak menyurutkan minat masyarakat untuk berburu hunian dan memilih tinggal di Depok.
Hal ini terbukti dari survei Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) Kuartal I-2021, yang menunjukkan bahwa Depok merupakan kawasan yang diincar banyak pencari rumah.
Selama pandemi Covid-19 juga Depok dinilai sebagai salah satu kota paling resistenterhadap dampak low-season.
Indeks pencarian rumah di kota ini berada pada level 208,9 dari Kuartal IV-2020 yang bertengger di angka 256,4.
Sementara indeks harga properti di Depok mengalami kenaikan tajam 7,5 persen dan berada di level 138,2 poin dari 128,9 poin.