Follow Us

Waspada, Jangan Telat! Jika Ada Gejala Ini saat Isoman segera Bawa ke Rumah Sakit dan Lakukan Pertolongan Darurat Ini

Kontributor 01 - Kamis, 08 Juli 2021 | 07:37
Ilustrasi-Isolasi mandiri atau isoman di rumah,  jika ada tanda ini segera ke RS.
Kompas.com

Ilustrasi-Isolasi mandiri atau isoman di rumah, jika ada tanda ini segera ke RS.

IDEAOnline-Jangan telat, saatnya segera membawa pasien Covid-19 yang isoman di rumah jika ada gejala ini.

Melonjaknya kasus infeksi Covid-19 di Indonesia yang terus meningkat, menyebabkan banyak rumah sakit tak bisa lagi menerima pasien karena telah melebihi kapasitas. Sehingga, banyak pasien Covid-19, mau tak mau melakukan isolasi mandiri di rumah.

Bukan hanya yang tanpa gejala, tapi juga yang bergejala ringan. Meski demikian, pasien Covid-19 gejala ringan yang melakukan isolasi mandiri di rumah sebaiknya tetap memantau gejala-gejala yang harus diwaspadai.

Baca Juga: Takut Terinfeksi Corona, Nagita Slavina Tegas Berlakukan Kedisiplinan di Rumah Hingga Raffi Pilih Menginap di Rumah Sang Ibunda, ‘Udah Enggak Sayang Lagi’

Baca Juga: Mulai Sekarang Jangan Termakan Hoax yang Beredar, Ternyata Ini Fakta yang Boleh Dilakukan Saat Sebelum dan Setelah Divaksin!

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr Hendra Gunawan SpPD mengungkap, pada orang dewasa dengan Covid-19 ada beberapa tanda kegawatan yang harus diwaspadai saat isolasi mandiri, yaitu ketika muncul tanda gejala pneumonia, seperti demam, batuk, pilek, dan sesak napas.

“Harus segera ke rumah sakit, jika gejala pneumonia itu disertai dengan minimal satu dari tanda distress pernapasan berat, yaitu saturasi oksigen di bawah 92 persen tanpa bantuan oksigen, kemudian frekuensi napas lebih dari 30 kali per menit,” jelas dr.

Hendra kepada Kompas.com, Rabu (7/7/2021). “Selain itu jika ada sesak napas berat, granting (adanya suara saat melepas atau menarik napas), ada tarikan dinding dada, adanya otot-otot yang membantu pernapasan, maupun pernapasan cuping hidung juga harus segera ke rumah sakit,” lanjutnya.

Lebih lanjut dr. Hendra mengatakan, ada berbagai faktor penyebab turunnya saturasi oksigen, mulai dari imunitas yang kurang baik hingga kecemasan.

Bukan hanya itu, adanya tumpangan infeksi sekunder yang disebabkan menurunnya imunitas, akibat penyakit komorbid seperti diabetes, hipertensi, asma, merokok, atau kondisi paru awal yang kurang baik juga bisa memengaruhi saturasi oksigen.

“Semua faktor itu bersinergi dan saling tumpang tindih. Bahkan ada kalanya sulit mengetahui, mana yang terjadi duluan. Belum lagi, jika muncul badai sitokin, kondisinya akan semakin berat, saturasi oksigen bisa turun terus,” ujar dokter yang praktik di Primaya Evasari Hospital ini.

Source : kompas

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya

Latest