Biasanya kerumitan teknis terjadi ketika proses pembangunan taman, ”Apalagi jika roof garden dibangun di atap gedung tinggi, pasti banyak sekali hal yang musti diantisipasi sejak awal,” ungkap Ir. Faisal Sabirin, Direktur PT Amtara Nirmala yang kerap menggarap proyek roof garden di gedung pencakar langit Jakarta.
Berdasar pengalama Faisal, bagian tersulit dari pengerjaan taman atap ini ialah pengangkutan media tanam dan pohon, terutama dalam volume banyak.
Baca Juga: Hindari Kerusakan Tanaman di Taman Atap dengan Lapisan Struktur Ini
Roof Garden Ekstensif
Taman atap jenis ini memiliki beban 60-150 kg/m2 dengan ketebalan media tanam minimum 2-3 inci.
Umumnya taman bersifat pasif, artinya taman digunakan sekadar sebagai estetika dan penghijauan. Perawatannya tak sesulit taman atap intensif.
Jenis tanaman yang lazim digunakan ialah rumput dan groundcover yang memiliki perakaran dangkal.
Ada beberapa pilihan sistem yang cocok diterapkan untuk membuat roof garden ekstensif, seperti Daku System dan Gardenroof System.
Teknologi sistem DAKU (Daku System ) berasal dari Jerman. Meski demikian, teknologi ini sudah banyak diterapkan di negara-negara Asia, seperti Singapura, Malaysia, Philipina.
Keunggulan media tanam pada Daku System ialah bobotnya ringan, perpaduan organik dan inorganik (berupa substrat letusan gunung berapi), tidak mengalami pemadatan selayaknya media tanam tanah, berporositas sangat baik sehingga menjamin kelancaran drainase, mampu menjerap tanah dan unsur hara secara optimal.
Selain untuk roof garden, media tanam ini bisa juga diaplikasikan pada taman ground level.