Follow Us

Kesempatan Terakhir bagi Bumi dan Harapan Nyata bagi Generasi Mendatang, COP26 Digelar Bahas Perubahan Iklim

Kontributor 01 - Kamis, 04 November 2021 | 13:24
Ilustrasi perubahan iklim.
SHUTTERSTOCK/ParabolStudio

Ilustrasi perubahan iklim.

IDEAOnline- Bertempat di Glasgow, Skotlandia, delegasi dari sekitar 200 negara hadir—termasuk Presiden Joko Widodo—dalam Conference of the Parties (COP) ke-26 (kemudian disebut COP26) yang membahas tentang perubahan iklim.

Dilansir dari AP News, Minggu (31/10/2021), pembukaan COP26 telah dilakukan pada hari Minggu.

Para pemimpin dunia pada pertemuan ini memaparkan upaya dari negara masing-masing untuk mengekang emisi gas rumah kaca, mengurangi emisi pada tahun 2030, dan menangani dampak perubahan iklim.

Pemanasan global karena emisi bahan bakar fosil yang disebabkan manusia membuat para ilmuwan mendesak perlunya tindakan segera untuk menghindari bencana iklim.

Para negosiator pun mendorong negara-negara untuk meningkatkan upaya mereka dalam menjaga suhu global agar tidak naik lebih dari 1,5 derajat Celsius pada abad ini.

Menurut Alok Sharma, menteri pemerintah Inggris yang memimpin COP26, pertemuan ini adalah harapan terakhir dan terbaik untuk menjaga suhu Bumi tidak naik 1,5 derajat Celsius.

Para ilmuwan mengatakan peluang untuk mencapai target 1,5 derajat Celsius, yang menjadi kesepakatan dalam Perjanjian Paris 2015, perlahan-lahan menghilang.

Baca Juga: Cara Menciptakan Suhu Nyaman di Rumah Tropis, Jurus Jitu Kelola Sirkulasi Udara

Dibanding masa pra-industri, dunia telah menghangat lebih dari 1,1 derajat Celsius dan proyeksi saat ini berdasarkan pengurangan emisi yang direncanakan selama dekade berikutnya akan mencapai 2,7 derajat Celsius pada tahun 2100.

Para ahli memperingatkan, jumlah energi yang dilepaskan oleh pemanasan global akan mencairkan sebagian besar es Bumi, menaikkan permukaan laut global, serta meningkatkan kemungkinan dan intensitas cuaca ekstrem.

“Kami dapat memajukan negosiasi dan meluncurkan upaya dalam satu dekade ke depan," kata Sharma pada upacara pembukaan.

Editor : Johanna Erly Widyartanti

Latest