IDEAOnline-Unfinished material atau material non-finishing, merupakan konsep arsitektural dengan mengekspos material penyusunnya.
Misalnya dinding yang tersusun dari materia bata dan semen jadi tidak di-finishing memakai caf dinding, justru semen aci yang di-coating itulah yang menjadi finishing karena dianggap memiliki nilai artistik yang “tidak biasa” ketimbang menggunakan cat.
Konsep unfinished material bukanlah pelarian dari desain arsitektural konvensional pada umumnya, namun lebih menekankan pada sebuah cita rasa dalam mengeksplorasi material.
Penggunaan material ekspos pada bangunan semata-mata ingin memberikan pengalaman meruang yang baru.
Tertarik menerapkan di rumah IDEA Lovers? Berikut inspirasi desain ruangan yang mengusung konsep unfinished material.
Baca Juga: Mengenal Konsep Unfinished Material, Sajian Keindahan Material Ekspos
- Ruang Kerja
Salah satu contohnya yang diterapkan pada desain ruang kerja ini.
Baca Juga: Menaikkan Perspektif Ruang dengan Drop Ceiling, Begini Tips Membuatnya
Desain ruang kerja ini konsisten mengaplikasikan material ekspos—dari lantai, dinding hingga plafon yang diharapkan mampu merangsang semangat kerja layaknya ruang produksi atau pabrik.
Lantai ruang ini tidak memakai keramik.namun menggunakan mortar yang diekspos dan di-coating glossy untuk finishing-nya.
Aplikasi ini juga dilakukan pada dinding.
Begitu juga drop ceiling menghindari pemakaian gipsum, namun dipilih seng gelombang yang digantung ke rangka atap.
Untuk rak, jendela, dan pintu menggunakan kayu ekspos.
Baca Juga: Jangan Abaikan Peran Plafon untuk Estetika Rumah, 6 Cara Mengolahnya!
Secondary skin seng gelombang dipasang menjadi pelapis dinding bata atau partisi, sehingga tekstur tak monoton dan wamanya lebih cerah.
Pemasangan partisi dinding menuju plafon diberi aksen kaca agar ruang menjadi lebih terang dan unik.
Pemilihan lampu gantung berbahan metal juga diaplikasikan.
- Dapur
Dapur yang dikonsep layaknya bar- ruang masak menyatu ruang makan – memiliki pertimbangan khusus dalam segi penghawaan dan pencahayaan.
Alasannya, suhu panas di sekitar dapur harus segera dikeluarkan dan diganti udara segar dari luar.
Untuk itu permainan material dinding dibuat rongga sebagai sirkulasi udara dan cahaya.
Untuk menciptakan kesinambungan di tengah ruang, batu bata ekspos yang serupa diwujudkan di area makan.
Baca Juga: 8 Jenis Barang yang Tak Layak Disimpan jika Ingin Dapur selalu Rapi
Begitu juga plafon memakai kayu jati belanda yang memiliki pola unik dan sebagai pembatas ruang makan dan dapur dengan ruang keluarga digunakan material panel kaca lipat.
Dinding batu bata ekspos yang berbatasan dengan ruang luar disusun bertumpuk dan berongga sebagai sirkulasi udara dan cahaya.
Dinding bercat putih bertekstur batu bata juga ditampilkan menjadi aksen ruang yang dominan berwarna hangat (cokelat).
Ini pula yang diaplikasikan ke lantai, yakni perpaduan semen mortar dan kayu ulin atau kayu besi bekas bantalan rel kererta api
- Ruang Keluarga
Sebagai tempat berkumpul, ruang keluarga harus nyaman dan mampu memberi pengalaman berharga, karena di area ini semua penghuni rumah saling bersosialisasi.
Itu sebabnya ruang harus luas untuk melancarkan sirkulasi dan elemenelemen alam–air, kayu, batu alam–di dalamnya.
Beton aerasi berwarna putih dengan merek Hebel (panjang 60 cm x tinggi 19 cm x lebar 0,10 cm) dipotong seperti puzzel dan disusun maju-mundur sebagai backdrop TV setinggi plafon.
Suasana ruang keluarga bergaya modern memiliki kolam yang membawa kesan segar dan path– jalur pejalan kaki yang fokus menuju pintu keluar–sehingga ergonomi ruang, jelas secara fungsi.
Di kedua sisi, dinding ruang ini diolah apik memakai beton aerasi yang sifatnya ringan, mudah dipotong, dan ditempel.
- Kamar Tidur
Namun di dalam keterbatasan ruang ini, keindahan material dan pencahayaan yang unik tetap dipertontonkan, yakni dengan menempel panel kayu serutan dari sisa kayu bekas dan kaca berwarna hijau di gunung-gunung.
Baca Juga: Hati-Hati Meletakkan Tangga jika Ingin Ada Mezanin di Kamar Tidur, Begini Feng Shui Mengaturnya
Dinding dilapisi panel kayu serut yang dicetak di dalam cetakan – seperti cetakan konblok – kemudian diaduk bersama semen dan alkasit.
Setelah panel ditempel di dinding, di depannya dilapisi kaca, sehingga panel ini tertutup rapat dan tidak menjadi material sarang debu.
Jendela yang berukuran lebar memungkinkan cahaya matahari masuk berlebihan, untuk itu perlu dibuat sun shading.
Sun shading yang unik itu terbuat dari material kayu bangkirai atau sisa-sisa kayu rangka atap dan bowplang yang disusun acak di depan kaca.
Oleh karena itu fungsinya tak hanya sebagai penghalang cahaya, juga keindahan.
Baca Juga: Agar Optimistis Menyambut Tahun Baru, Yuk Makeover Kamar Tidur dengan Trik Hemat Ini
- Kamar Mandi
Agar tak terjadi rembes ke ruang di sampingnya, dinding kamar mandi harus dibuat trasram–lapisan tak tembus air.
Oleh karena itu dinding harus dilapisi keramik atau dicor.
Agar tak terkesan fungsional, keramik yang biasanya bermotif monoton bisa dibuat dengan motif warna gradasi.
Mortar semen yang bertekstur kasar pada wastafel dan lantai, serta koral tempat mengalirnya air ke drain diwujudkan untuk mencegah licin.
Baca Juga: Begini Cara Mengatur Layout Kamar Mandi yang Bentuk Lahannya Tak Biasa dan Kecil
Warna gradasi gelap-terang memakai keramik ukuran 15 cm x 15 cm disusun menciptakan suasana yang lebih energik.
Di samping itu motif warna-warni ini dipilih karena ruangnya sempit.
Itu sebabnya furnitur atau kabinet dipilih yang memiliki roda, sehingga movable – bisa dipindah-pindah.
#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis
(*)