IDEAOnline-Bata merah, batako, roster, beton aerasi, dan conblock adalah beberapa contoh material cetakan yang biasa digunakan dalam bangunan untuk berbagi elemen.
Bata merah misalnya, umum digunakan sebagai material dasar sebagai pembentuk dinding.
Kebanyakan orang melapis dinding bata merah dengan cat atau semen.
Meski kini, untuk tampilan yang unik, banyak yang justru mengekspos bata tersebut.
Bila ingin diekspos, bata harus dilapis dengan cat batu alam yang akan melindunginya dari lumut.
Untuk menghemat anggaran, bila dinding pagar tak ingin diekspos, kamu bisa mengganti bata dengan batako.
Selain harga untuk membuat 1 m2 luasan dinding lebih murah dari bata, waktu pengerjaan dinding pagar jauh lebih cepat.
Adapun Roster atau bata kerawang juga bisa menjadi alternatif material dinding khususnya dinding pagar.
Keunggulan material ini adalah dinding rumah atau pagar yang terbangun dari roster tidak seluruhnya tertutup karena permukaan roster berlubang.
Kunci utama pemakaian roster untuk pagar adalah bagaimana memilih corak roster dan menyusunnya sehingga tampak menarik.
Jika roster hanya disusun seperti menyusun bata mungkin tampilannya akan biasa saja.
Dikenal pula, bata putih atau nama generiknya beton aerasi ini adalah beton ringan yang proses pembuatannya menggunakan alat yang bemama autoclaved.
Di dalam alat ini, adonan material dasarnya diberi tekanan uap air hingga suhu sekitar 200°C.
Oleh karena prosesnya menggunakan autoclaved maka material ini disebut sebagai autoclaved aerated concrete.
Material bata putih memang sudah cukup lama hadir di pasaran bahan bangunan di Indonesia.
Hanya saja, material ini dulu banyak digunakan di bangunan gedung bertingkat.
Beberapa tahun belakangan ini, bata putih hadir menjadi material altematif unntuk membuat dinding.
Ada pula Conblock (solid concrete block). Conblock lebih banyak dikenal untuk pemakaian sebagai dasar pijakan di carport atau taman.
Baca Juga: Mengolah Semen dan Batu Alam untuk Pagar, Trik Hilangkan Kesan Kaku
Conblock bisa juga diolah dan disusun menjadi pagar, baik yang utuh maupun berlubang.
Penggunaan solid concrete block (conblock) saat ini sudah semakin banyak seiring dengan meningkatnya kreativitas dalam desain.
Perbedaan Bahan Baku
Banyak yang bertanya, apa sebenarnya perbedaan bata merah dan conblock?
Dilansir dari The Constructor, Jumat (26/11/2021), bahan baku bata merah adalah lime clay atau alumina, pasir, oksida besi dan magnesia.
Sementara pada conblock, bahan baku penyusunnya adalah semen, pasir, kerikil dan air.
Tetapi, pada kondisi tertentu, bahan baku conblock juga bisa tersusun dari fly ash yang digunakan sebagai pengganti pasir halus.
Kekuatan kompresi dan kepadatan kering Kekuatan kompresi dan kepadatan kering dari bata merah dan conblock bervariasi, bergantung pada kualitas bahan baku.
Pada bata merah, kekuatan kompresi yang dimiliki diperkirakan terletak di antara 3,5 hingga 35N/mm2.
Sedangkan pada conblock, kekuatan kompresi terletak di antara 4 hingga 5N/mm2.
Baca Juga: Pilah-pilih Material Pagar, Ini 6 Alternatif dan Karakternya
Sementara itu, bata merah memiliki kepadatan kering berkisar antara 1600 sampai 1920 kg/m3 dan kepadatan kering conblock yang terletak di angka 1800 hingga 2500 kg/m3.
Penyerapan air dan konduktivitas termal Penyerapan air pada bata merah dianjurkan hanya sebesar 20 persen dari beratnya.
Sedangkan pada conblock, material tersebut tidak boleh memiliki nilai penyerapan air lebih besar dari 10 persen beratnya.
Adapun untuk konduktivitas termal bata merah, nilai yang menyatakan kemampuan material dalam menghantarkan panas, berada pada kisaran 1,6 hingga 1W/mK.
Sementara, conblock memiliki konduktivitas termal sekitar 0,7 sampai 1,28 W/mK. Kegunaan Untuk kegunaan, bata merah bisa digunakan sebagai bahan struktural untuk konstruksi bangunan, pondasi, lengkungan, trotoar hingga jembatan.
Bata merah juga tidak jarang digunakan untuk tujuan memberikan nilai estetika pada konstruksi.
Sedangkan conblocok dapat digunakan sebagai bantalan beban dan bantalan non-beban di dinding, dinding panel dan dinding partisi.
Conblock juga bisa digunakan sebagai penyangga dermaga, dinding penahan, cerobong asap, tempat perapian dan dinding taman.
Baca Juga: 6 Kelebihan iBrick Dibanding Batu Bata, Material Aman Gempa dan Cocok untuk Rumah Tingkat
Dampak bagi Lingkungan
Sayangnya, meski cukup populer digunakan, rupanya bata merah kurang ramah lingkungan.
Hal ini disebabkan oleh bahan baku bata merah yang menghabiskan tanah subur bagian atas.
Selain itu, bata merah juga mengeluarkan lebih banyak karbon dioksida selama pembuatannya.
Sementara pada conblock, jumlah karbon dioksida yang dikeluarkan selama pembuatannya terhitung lebih sedikit sehingga lebih ramah lingkungan.
#Berbagiidea #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis #Rumahminimalis
(*)