Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Menengok Sejarah Masjid Istiqlal yang Tahun Ini Berusia 44 Tahun, Ternyata Arsiteknya Anak Pendeta

Kontributor 01 - Kamis, 07 April 2022 | 08:00
Fasad Masjid Istiqlal setelah direnovasi.
Signify

Fasad Masjid Istiqlal setelah direnovasi.

IDEAOnline-Masjid Istiqlal yang berlokasi di Jakarta Pusat ini hingga sekarang masih memegang predikat sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara.

Tahun ini, tepatnya 22/2/2022, usianya mencapai 44 tahun.

Nama 'Istiqlal' diambil dari bahasa Arab yang berarti merdeka.

Proses pembangunannya pun memakan waktu hingga 23 tahun.

Seperti dikutip dari situs resmi Masjid Istiqlal, pembangunan masjid ini diusulkan oleh Menteri Agama pertama RI KH Wahid Hasyim berserta beberapa ulama lain.

Mereka ingin mendirikan masjid yang mampu menjadi simbol bagi Indonesia.

Pada tahun 1953, KH Wahid Hasyim bersama H Agus Salim, Anwar Tjokroaminoto dan Ir Sofwan dan dibantu sekitar 200 tokoh Islam pimpinan KH. Taufiqorrahman mengusulkan untuk mendirikan sebuah yayasan.

Tepat tanggal 7 Desember 1954 yayasan Masjid Istiqlal beridiri dan diketuai oleh H Tjokroaminoto.

Yayasan ini didirikan tak lain untuk mewujudkan ide pembangunan masjid nasional tersebut.

Baca Juga: Masjid Terbesar di Eropa Ini Ada di Rusia, Intip Desainnya Yuk!

Kondisi dan suasana ruangan Masjid Istiqlal (Kementerian PUPR)
Kompas.com

Kondisi dan suasana ruangan Masjid Istiqlal (Kementerian PUPR)

H Tjokroaminoto kemudian menyampaikan rencana pembangunan masjid pada Presiden Soekarno dan ternyata mendapatkan respons positif.

Bahkan Presiden Soekarno pada tahun 1954 diangkat menjadi kepala bagian teknik pembangunan Masjid Istiqlal, serta ketua dewan juri untuk menilai sayembara maket Istiqlal.

Istiqlal berdiri di atas bekas benteng Belanda Citadel dengan Taman Wilhelmina yang dibangun oleh Gubernur Jendral Van Den Bosch pada tahun 1834.

Keputusan untuk membangun masjid di lokasi tersebut karena di seberangnya telah berdiri gereja Kathedral dan Presiden Soekarno ingin menampilkan kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia.

Selain itu, ternyata ada alasan politis yang melatarbelakangi pemilihan lokasi tersebut.

Presiden Soekarno ingin Masjid Istiqlal menjadi sejarah baru bangsa Indonesia yang bisa menegakkan kemerdekaan dari penjajah.

Hal itu terungkap dalam buku Soichim Salam yang berjudul 'Masjid Istiqlal Sebuah Monumen Kemerdekaan'.

"Di atas bekas benteng penjajahan ini kita bangun Masjid Istiqlal yang berarti merdeka atau kemerdekaan, (itu) pertimbangan Bung Karno" tulis Solichin.

Baca Juga:Manfaatkan 6 Barang Ini untuk Bikin Ruang Keluarga Lebih Cozy

Proses Pembangunan

Pada 1955, Presiden Soekarno kemudian mengadakan sayembara untuk mencari arsitek dari masjid ini.

Dari 30 peserta, terpilihlah 22 kandidat yang kemudian dikerucutkan menjadi 5 finalis.

Pada bulan Juli 1955, dewan juri kemudian menetapkan Friedrich Silaban sebagai arsitek dari Masjid Istiqlal.

Untuk merancang Masjid Istiqlal Friedrich diketahui berkeliling ke seluruh Indonesia dan melihat beberapa masjid di dunia.

Meski begitu, ia menegaskan bahwa rancangan masjid itu merupakan asli dan tidak meniru bangunan manapun.

Kubah masjid, misalnya, berdiameter 45 meter yang melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia.

Masjid ini ditopang 12 tiang, sesuai angka dari tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul Awal 1961.

Lalu, ada empat lantai balkon dan satu lantai dasar.

Total lima lantai itu melambangkan 5 Rukun Islam, jumlah salat wajib dalam sehari, dan jumlah sila dalam Pancasila.

Kemudian, terdapat menara setinggi 6.666 sentimeter di bagian luar masjid yang merupakan keseluruhan jumlah ayat dalam Al Quran.

Menariknya, Friedrich adalah seorang Kristen Protestan yang berayahkan seorang pendeta.

Masjid Istiqlal Jakarta Pusat (Kompas.com/Ihsanuddin)
Kompas.com

Masjid Istiqlal Jakarta Pusat (Kompas.com/Ihsanuddin)

Baca Juga: Rekomendasi Destinasi Wisata Religi, 6 Masjid Ter...di Indonesia

Hadapi Tantangan Berat

Presiden Soekarno kemudian melakukan pemancangan tiang pertama pada 1961.

Namun, butuh 17 tahun kemudian untuk Masjid Istiqlal akhirnya resmi berdiri.

Penyebabnya adalah banyak gejolak politik dan ekonomi yang bermunculan.

Misalnya, minimnya dana yang dimiliki akibat krisis ekonomi pada 1960-an.

Kemudian ada juga peristiwa G30S/PKI.

Masjid Istiqlal akhirnya selesai dibangun dan kemudian diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 22 Februari 1978.

Masjid ini kemudian direnovasi di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan anggaran sebesar Rp 475 miliar.

Jokowi kemudian meresmikan renovasi Masjid Istiqlal pada Kamis (7/1/2021).

Beberapa renovasi yang dilakukan seperti penataan lanskap serta tata cahanyanya yang dibuat lebih modern. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul 44 Tahun Masjid Istiqlal, Berdiri di Atas Bekas Benteng Belanda

Cek berita seputar hunian dan inspirasi terkini di websitewww.ideaonline.co.id,Facebook IDEA Online,TikTok IDEAonline,Instagram @ideaonline,Instagram @tabloidrumah, danYoutube IDEA RUMAH.

#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis #ConsciousLivingIDEA #ConsciousLiving

(*)

Editor : iDEA





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular