Rumah, Tempat Tumbuh dan Belajar

Febrina Syaifullana (@vinna_mooo) - Selasa, 04 Februari 2014 | 06:00

Apa yang sring dilupakan ketika kita mendesain rumah? Aspirasi anak kita. Seringkali kita menginginkan sebuah rumah yang nyaman bagi kita sebagai orangtua, tapi belum tentu nyaman bagi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Akibatnya, anak akan memilih untuk main di luar dengan teman-temannya, yang biasanya mempersulit kontrol orangtua.

Dari alasan tersebut, kami membuatkan desain rumah dengan memprioritaskan pada ruang untuk anak berimajinasi dan bermain. Ruang ini tidak harus mengorbankan ruang kerja dan ruang keluarga.

Untuk menciptakan kepuasan yang maksimal, biasanya membutuhkan pengorbanan. Maka kita harus melihat lagi kebutuhan utama kita di rumah. Apakah kita benar-benar memerlukan ruang tamu? Apakah kita memerlukan teras yang luas, padahal kita lebih sering membaca di sofa dalam ruangan? Apakah kita harus menggunakan atap genteng, ketika banyak bahan alternatif yang mungkin bisa menjadi solusi ruang baru utuk lahan?

Ketiga pertanyaan di atas menjadi perhatian utama dalam mengembangkan rumah. Ruang tamu, teras, dan penggunaan atap genteng tdaklah menjadi pilihan dalam desain rumah ini. Ruang tamu dapat digantikan dengan innercourt 4mx4m atau ruang terbuka dengan ukuran yang sama untuk anak. Teras bisa diperkecil menjadi 1,2mx1,2m, masih cukup untuk sirkulasi. Sisa lahan bisa dialihkan menjadi area bermain anak dengan konsep outbound.

Kehadiran pohon menjadi unsur utama dalam desain ini. Kamipun mendesain sebuah konsep taman di atas atap, yang memberikan si Kecil ruang untuk beraktivitas.

Konsep rumah alami dengan luas 150m2 beratap hijau adalah suatu desain yang unik untuk Anda aplikasikan di lingkungan perkotaan. Rumah dengan atap datar yang hijau menjadi sebuah pemandangan yang menarik. Tidak hanya itu, desain ini juga membantu mengurangi dampak pemantulan sinar infra merah ke atmosfer. Inilah rumah yang berkesan ramah dan menyenangkan.

Editor : iDEA