Follow Us

Gerakan "Sehari Tanpa Beras" Tingkatkan Konsumsi Pangan Alternatif

Devi F. Yuliwardhani - Kamis, 31 Oktober 2013 | 11:00
Gerakan Sehari Tanpa Beras Tingkatkan Konsumsi Pangan Alternatif
Devi F. Yuliwardhani

Gerakan Sehari Tanpa Beras Tingkatkan Konsumsi Pangan Alternatif

Pemerintah menilai upaya tersebut sebagai sebuah terobosan inspiratif dan berdampak positif dalam meningkatkan ketahanan pangan dan kecintaan terhadap makanan lokal.Apresiasi tersebut diberikan Menteri Pertanian, Suswono, kepada Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail, sebagai Wali Kota Teladan dalam Gerakan Diversifikasi Pangan Tahun 2013, pada saat Peringatan Hari Pangan Sedunia 2013, di Lapangan TVRI, Padang, Sumatera Barat, beberapa waktu lalu. Pemberian penghargaan tersebut disaksikan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Penghargaan serupa juga diberikan kepada empat kepala daerah lainnya, yaitu Wali Kota Payakumbuh, Wali Kota Kendari, Bupati Wonogiri, dan Bupati Maluku Tenggara.Gerakan Sehari Tanpa Beras merupakan salah satu bentuk partisipasi aktif Kota Depok dalam mendukung Gerakan Diversifikasi Pangan serta upaya akselerasi Kemandirian Pangan. Pemerintah menilai, Gerakan Sehari Tanpa Beras sebagai langkah strategis untuk mengubah pola pikir masyarakat, sekaligus mampu mengurangi konsumsi beras dan terigu secara signifikan.Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengatakan, Kota Depok sudah merealisasikan gerakan ini sejak 2011 lalu. Sehari Tanpa Beras merupakan tindak lanjut Kebijakan Percepatan Pengangekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Berbasis Pangan Lokal. "Selama dua tahun usia gerakan One Day No Rice ini, konsumsi beras di Kota Depok menurun 3,9 persen menjadi 253 gram per kapita per hari dari sebelumnya 260 gram per kapita per hari. Pada saat bersamaan konsumsi pangan alternatif seperti jagung dan umbi-umbian justru meningkat," ujar Nur Mahmudi kepada Kompas.com. Nur Mahmudi menjelaskan, terdapat alternatif pola konsumsi yang dapat diadopsi masyarakat dalam Gerakan Sehari Tanpa Beras ini. Pola pertama adalah 1:7 yakni sehari makan pangan alternatif non nasi beras dalam seminggu. Pola kedua 1:2 artinya satu kali makan nasi beras dan dua kali makan pangan lokal non nasi beras. "Jika pola 1:2 yang diadopsi secara suka rela, maka Indonesia akan memiliki cadangan pangan sebesar 22 juta ton beras padi atau ekuivalen dengan Rp 161 triliun dalam setahun. Indonesia tidak perlu impor beras lagi, bahkan mampu menjadi negara surplus beras, sehingga dapat diperdagangkan secara internasional," jelas Nur Mahmudi.Berbagai langkah riil yang masih terus dilakukan Kota Depok antara lain berupa kerjasama dan partisipasi aktif dengan seluruh komponen dalam pengembangan pangan lokal. Saat ini Kota Depok telah bekerjasama dengan dengan beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Jember.

Adapun pemerintah daerah yang telah menjalin nota kesepahaman dengan Pemerintah Kota Depok antara lain Kabupaten Bogor, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Lombok Utara, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Kepulauan Selayar, Kota Kendari, Provinsi Sulsel, dan lain-lain. Tidak hanya itu, institusi seperti PT PLN (Persero) Depok, Kodim 0508 Depok, PT Medifarma, dan beberapa hotel, restoran dan rumah makan yang ada di Kota Depok seperti Bumi Wiyata, Mang Kabayan, Bebek Tik Tok, Wisma Hijau, Graha Insan Cita, RM H. Thohir, dan lain-lain telah menjadi pionir sekaligus pelaku aktif dalam upaya mendorong ketahanan pangan Kota Depok.Tampilan berita ini didukung oleh Pemerintah Kota Depok.

Sumber: http://properti.kompas.com

Editor : iDEA

Latest