Follow Us

Pengecatan ulang Gedung Kesenian oleh AkzoNobel

Maulina Kadiranti - Senin, 12 Januari 2015 | 07:12
Pengecatan ulang Gedung Kesenian oleh AkzoNobel
Maulina Kadiranti

Pengecatan ulang Gedung Kesenian oleh AkzoNobel

iDEAonline.co.id - Kota Humanis gagasan AkzoNobel, perusahaan cat dan pelapis global terkemuka serta pemilik merek terkenal Dulux, kini memulai kembali programnya. Pada 10 Januari 2014, memulai kembali pengecatan kawasan bersejarah, yaitu Gedung Kesenian Jakarta (GKJ). Seperti yang kita tahu, program pengecatan ini merupakan komitmen AkzoNobel untuk terus meningkatkan, memberikan energi, serta meregenerasi masyarakat perkotaan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Pada program regerenasi ini, AkzoNobel akan menggunakan produk super premiumnya, Dulux Weathershiled Powerflexx yang memiliki teknologi Powerflexx sehingga cat memiliki kemampuan merenggang lebih tinggi dibandingkan cat eksterior premium biasa.

Bagi AkzoNobel, bangunan bersejarah memiliki peran penting bagi masyarakat perkotaan sebagai wujud identitas kota. Itulah yang diungkapkan oleh Jun De Dios, Presiden Direktur PT ICI Paints Indonesia (AkzoNobel Decorative Paints Indonesia). "Tidak ada seorangpun yang ingin tinggal di tempat tanpa identitas, yang tidak memiliki latar belakang sejarah, sehingga melestarikan warisan urban menjadi sangat penting bila masyarakatnya ingin tetap menjaga identitas kolektif," jelas Jun.

Menurutnya, menghargai warisan urban akan menjadi investasi jangka panjang yang sangat penting dan termasuk di dalam enam pilar ide Kota Humanis yang dijalankan AkzoNobel semenjak tahun lalu. "Ide Kota Humanis dari AkzoNobel dibuat untuk menjawab tantangan yang terjadi di abad 21 dengan tujuan agar kami dapat membantu menciptakan ikatan emosional yang lebih kuat antara kota dan masyarakatnya, serta mewujudkan lingkungan yang lebih humanis. Dengan pertimbangan inilah, kami memilih Gedung Kesenian Jakarta sebagai salah satu identitas kultural yang penting di Kota Jakarta," tambah Jun melengkapi.

Hal senada juga disampaikan oleh Bambang Subekti, Plt Direktur GKJ. Menurutnya, komitmen tersebut memberikan dampak yang positif bagi bangunan bersejarah terlebih lagi untuk GKJ. "Kami percaya kegiatan yang dilakukan AkzoNobel dengan mengecat GKJ dapat membuat masyarakat Jakarta lebih peduli terhadap lingkungan tempat tinggalnya dan membuat kota lebih 'manusiawi'," kata Bambang.

Begitu pula yang diungkapkan oleh Purba Hutapea, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta yang menyampaikan pentingnya kegiatan regenerasi GKJ. "Melestarikan warisan urban bukan sekadar menjaga keutuhan dinding dan fondasi bangunan bersejarah saja. Melestarikan bangunan bersejarah merupakan salah satu cara kita menghargai masa lalu yang secara langsung berperan dalam membentuk identitas diri dan kota yang kita tinggali, sekaligus merupakan tonggak penting bagi generasi berikutnya. Kegiatan regenerasi GKJ hari ini akan menjadi 'tabungan' sejarah kita untuk masa depan," ungkapnya.

Gedung Kesenian Jakarta awalnya memiliki nama Schouwburg Weltevreden dan dikenal sebagai teater tertua di Jakarta. GKJ dibangun di tahun 1814 pada masa kolonial Belanda dan hingga kini, gedung bersejarah ini masih sering digunakan oleh seniman dari seluruh Nusantara untuk mempertunjukkan hasil kreasi seninya, seperti drama, teater, film, sastra, dan lain sebagainya.

Sumber: dok. AkzoNobel

Editor : Maulina Kadiranti

Latest