Follow Us

Green School Bali, Sekolah yang Bersahabat Dengan Lingkungan

Sabrina Alisa - Jumat, 25 November 2016 | 04:50
Green School Bali Sekolah yang Bersahabat Dengan Lingkungan
Sabrina Alisa

Green School Bali Sekolah yang Bersahabat Dengan Lingkungan

iDEAonline.co.id - Namanya bangunan sekolah, biasanya lebih didominasi oleh gedung bertingkat dengan fasilitas lengkap untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Semakin kerennya gedung dan lengkapnya fasilitas, orang beranggapan bahwa sekolah tersebutlah yang paling layak untuk anak-anak mereka. Apakah benar demikian?

Persepsi tersebut sangat bertolak belakang dengan sekolah yang didirikan oleh sepasang suami istri desainer dan pemerhati lingkungan, John dan Cynthia Hardy. Green School, sekolah yang bersahabat dengan lingkungan ini mereka dirikan di Indonesia, tepatnya di Banjar Saren, Badung, sekitar 30 kilometer dari pusat Kota Denpasar.

Di bawah PT Bambu, Green School atau sekolah hijau ini bangunannya rata-rata menggunakan bahan alam seperti bambu, alang-alang, dan tanah liat. PT Bambu sebagai perusahaan kontruksi dan desain ini ingin mempromosikan penggunaan bambu sebagai bahan bangunan utama dalam upaya menghindari penipisan dari hutan hujan. Tak heran, perabotannya hampir seluruhnya dari bambu seperti meja, kursi, rak, dan lemari.

Tak hanya bangunannya, sekeliling sekolah ini juga sangat bersahabat dengan alam. Diapit di antara kedua sisi Sungai Ayung dan dengan tanaman dan pohon-pohon yang tumbuh di samping kebun organik, membuat sekolah hijau ini didesain dengan tidak memiliki dinding. Tentu, dengan harapan para murid dapat belajar dengan suasana yang akrab dengan alam.

Sekolah ini didukung oleh sejumlah sumber energi alternatif seperti digantinya pendingin ruangan (AC) dengan kincir angin yang berada di bawah terowongan bawah tanah. Selain itu, juga melepaskan sepenuhnya dari jaringan listrik lokal. Sebagai gantinya, dibuatlah pembangkit listrik sendiri seperti mikrohidro (pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air sebagai penggeraknya), biogas yang memanfaatkan kotoran hewan untuk menyalakan kompor, dan adanya panel surya.

Kurikulum di sekolah yang mengalami peningkatan jumlah murid secara signifikan ini, berbeda dengan kurikulum sekolah pada umumnya. Kurikulum Green School menggabungkan daya saing akademis dengan Green Studies Curriculum dan Creative Arts curriculum. Ini berarti, Green School memegang tiga mata pelajaran inti yakni Bahasa Inggris, Matematika, dan Sains.

Green Studies Curriculum, murid akan belajar tentang lingkungan dan dunia ekologi seperti menanam tanaman sendiri di kebun organik, belajar mengenai konservasi alam, dan minum dari air sumur yang dimurnikan. Sedangkan Creative Arts Curriculum, fokus pada seni dan budaya dalam pengaruh lokal.

Dengan ide desain dan kurikulumnya yang unik, Green School berhasil memenangkan Aga Khan Award untuk bidang arsitektur.

Sumber: http://www.archdaily.com

Editor : Sabrina Alisa

Latest