Baca Juga:Luncurkan Perpustakaan Digital, Napi di Lapas Indramayu Giat Membaca
Tak tercatat sejarah
Meski sosoknya melegenda, kisah Si Pitung rupanya tidak tercatat oleh masyarakat Indonesia pada saat itu.
Bahkan, potret Si Pitung pun tidak pernah terekam.
"Kalau mau tahu gerakan Si Pitung pada masa itu, ya, dari koran-koran Belanda saja, koran kita (Indonesia) enggak ada yang menulis sama sekali. Terus enggak ada yang foto padahal fotografi sudah ada, lukisannya juga enggak ada," ucap Sukma.
Ia mengatakan, kisah Si Pitung terakhir tercatat pada 7 Juni 1896 oleh sebuah koran berbahasa Belanda.
Baca Juga:3 Tempat Tidur Unik dan Kreatif, Cocok untuk Kamar Tidur Mungil!
Si Pitung diberitakan ditangkap kompeni di kawasan Sungai Bambu, Jakarta Utara.
Setelah itu, ada kabar Si Pitung dimutilasi ke dalam tiga bagian. Pasalnya, Si Pitung tidak akan mati secara total apabila tubuhnya tidak dipotong menjadi tiga bagian.
"Jadi sekarang ada masyarakat percaya bahwa di Slipi itu ada makam Si Pitung. Itu badannya Si Pitung, jadi itu makam hanya satu dan kepala sama kakinya konon dibawa ke Belanda," katanya.