Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Jangan Salah Kenali, Inilah Gaya Interior Untuk Dekorasi Ulang Rumahmu

iDea Online - Minggu, 19 Agustus 2018 | 11:30
Desain Interior
Kompas.com

Desain Interior

IDEAonline -Ketika ingin mendekorasi rumah, satu hal yang perlu dipikirkan adalah gaya interior yang akan digunakan.

Namun dengan banyaknya pilihan, orang sering kali salah dalam mengenali dan membedakan gaya satu dan lainnya.

Untuk itu, mengetahui beberapa ciri desain interior ini bisa menjadi panduan dalam dekorasi rumah idaman.

Baca Juga:5 Tips Merawat Furnitur bambu, Agar Tetap Awet Dari Serangan Rayap

Minimalis

Desain interior bergaya minimalis mengacu pada penggunaan bahan industri dan bentuk geometris.

Gaya ini juga identik dengan pemakaian warna monokrom seperti putih dan hitam, yang menekankan pada kesederhanaan fungsi dalam furnitur.

Skandinavia

Skandinavia

Skandinavia

Baca Juga:5 Tips Menanam Bunga Mawar, Saat Panen Bisa Untuk Dekorasi Ruang

Desain ini merupakan salah satu gaya yang paling banyak diminati oleh para pecinta dekorasi di Indonesia.

Disebut Skandinavia karena populer di negara-negara tersebut.

Gaya ini memiliki konsep yang simpel dan natural.

Desain ini juga bisa diaplikasikan ke setiap ruangan rumah, termasuk pada ruang tamu.

Baca Juga:4 Desain Rak Sepatu Tak Perlu Ruangan Luas, Nomor 4 Pakai Barang Bekas

Kunci dalam desain ini adalah memanfaatkam sinar matahari agar benar-benar dieriima di area yang dingin di dalam rumah.

Salah satu elemen terpenting dalam gaya ini adalah penggunaan kayu yang menciptakan kesan natural.

Unsur kayu pada desain Skandinavian bisa diterapkan dalam pemilihan furnitur.

Aksen kayu ini juga dapat dipadukan dengan dominasi warna putih dan abu-abu untuk mencipakan kesan simpel.

Art deco

Art Deco

Art Deco

Baca Juga:Catat! 3 Trik Jitu Bersihkan Lantai Kayu Agar Tetap Tahan Lama

Gaya ini lahir pada tahun 1920-an di Perancis.

Arsitektur ini kurang mendapat tempat di Eropa namun berkembang subur di Amerika khususnya pada tahun 1930-an.

Pada arsitektur, gaya ini kerap menggunakan bahan dengan kualitas mahal secara berlebihan, seperti penggunaan patung dan panel kaca.

Pada pemilihan furnitur, gaya art deco menekankan pada pemakaian perabot dari bahan kayu tropis seperti eboni, palem, kayu zebra.

Baca Juga:Ini Dia Kelebihan Properti Syariah yang Menyasar Pekerja Informal

Selain itu, perabot gaya ini juga sering menggunakan gading dan besi tempa sebagai pemanis ruangan.

Penggunaan perabot bergaya ini biasanya diproduksi secara massal dan murah.

Sehingga bahan yang digunakan lebih banyak bahan-bahan keluaran pabrik.

Di Indonesia, arsitektur bergaya art deco menggunakan warna-warna material yang mencirikan gaya art deco tropis.

Beberapa bangunan bergaya art deco di Indonesia antara lain, Hotel Preanger dan Villa Isola.

Industrial

Industrial

Industrial

Baca Juga:Kembali Menghebohkan, Dubai Akan Luncurkan Mal Terbesar di Dunia

Gaya ini terinspirasi dari desain gudang dan apartemen perkotaan yang belum selesai.

Gaya ini menonjolkan interior yang belum selesai, seperti batu bata yang terekspos, saluran air yang tidak tertutup, dan penggunaan material bekas sebagai hiasan dan furnitur.

Interior yang mengadopsi gaya industrial biasanya memiliki langit-langit yang tinggi.

Selain penggunaan elemen kayu dan logam juga menjadi ciri mencolok dari gaya interior.

Maka tidak mengherankan jika warna-warna tanah dan netral menjadi pilihan populer dalam gaya ini.

Victorian

Victorian

Victorian

Baca Juga:7 Cara Mendesain Kamar Tidur Ala Feng Shui, Agar Asmara Tak Terganggu

Gaya Victorian identik dengan klasik. Gaya ini memiliki ciri khusus yakni loteng dan jendel teluk (bay window).

Material yang digunakan pun biasanya terbuat dar kayu, namun tak jarang pula yang membangunnya dengan dinding bata.

Untuk interior, gaya Victorian mengedepankan kemewahan layaknya seorang bangsawan.

Ini terlihat dari penggunaan perabot dan aksesoris.

Gaya ini merupakan kombinasi dari beberapa elemen gaya, yakni klasik dan eksotik, gothic, dan rococo.

Perabot menggunakan warna-warna kaya seperti coklat tua, coklat terang, dan merah.

Selain itu, jika Anda perhatikan, gaya Victorian juga sering menampilkan perapian dan rak buku besar sebagai ornamen utama.

Bohemian

Gaya Bohemian

Gaya Bohemian

Baca Juga:Mantan Suami Jual Rumah, Maia Estianty Pamer Properti Mewah di Paris

Dekorasi Bohemian menampilkan pola yang kaya dan tidak beraturan. Peletakan ornamen juga tidak memiliki pakem tertentu.

Pemilik rumah bisa menggantungkan permadani atau anyaman di dinding sebagai ornamen, atau memiliki warna sofa dan karpet dengan warna yang bertolak belakang.

Warna yang digunakan cenderung cerah dan berani berpadu dengan unsur motif bergaya gipsy.

Motif ini merupakan implementasi budaya Eropa dan Asia Timur.

Rustic Secara harfiah, rustic berarti berkarat, kasar, atau berkesan pedesaan.

Baca Juga:Pakai 3 Bahan Alami Ini, Bau Apek Lemari Langsung Hilang Seketika

Namun kenyataannya, rustic kini kerap dikaitkan dengan gaya natural yang apa adanya.

Gaya ini mewarisi beberapa fitur dari gaya country, seperti bata dan langit-langit kayu.

Dalam interior, rustic bisa diolah dengan sentuhan modern menjadi gaya interior yang menarik.

Misalnya penggunaan lemari berkarat atau meja dengan serabut kayu.

Kedua furnitur ini bisa menjadi elemen penguat dalam desain ini.

Ciri khas gaya ini ada pada penggunaan bahan alam seperri batu, kayu, kain kanvas, dll.

Baca Juga:Kartika Putri Berangkat Ibadah Haji, Punya Rumah Mewah Bergaya Eropa

Tak hanya unsur alam, beberapa sentuhan modern kadang juga bisa ditambahkan dalam dekorasi hunian.

Gaya rustic identik dengan warna coklat, abu-abu, dan emas.

Selain itu, gaya rustic juga identik dengan penggunaan aksesori buatan tangan atau yang berasal dari luar ruangan.

Shabby Chic

cermin shabby chic

cermin shabby chic

Baca Juga:Luncurkan Perpustakaan Digital, Napi di Lapas Indramayu Giat Membaca

Shabby Chic merupakan gaya favorit kaum hawa karena menciptakan kesan feminin.

Penggunaan warna pastel juga menjadi ciri khas pada gaya ini.

Untuk menciptakan kesan yang lebih feminin, gaya interior shabby chic juga kerap memberikan aksen bunga-bungaan dengan warna lembut. Pemilihan furnitur berwarna putih agar tidak terkesan ramai karena berbagai ornamen yang digunakan.

Gothic

Gothic

Gothic

Baca Juga:Nia Ramadhani Naik Haji, Seperti Ini Hotel Tempat Menginapnya

Gothic identik dengan warna pekat berkarakter kuat, merah, hitam, ungu tua, emas, hijau gelap, dan kuning tua.

Interior bergaya gothic biasanya merupakan perpaduan warna seperti merah dan hitam.

Namun, di Indonesia tak banyak yang orang yang mau mengaplikasikan dua warna ini bersamaan.

Ini karena merah dan hitam merupakan perpaduan warna berat dan gelap.

Gaya ini juga memiliki kesan kuno karena kerap menunjukkan kesan suram.

Eski demikian, gaya gothic juga memberikan kesan berkelas, karena banyak digunakan di kastil dan istana.

Eklektik

Gaya in muncul pada awal abd ke-20.

Pada masa itu rumah merupakan simbol kekayaan dan kemakmuran. Semakin mewah isi rumah, semakin tinggi pengakuan terhadap orang tersebut.

Model rancangan bergaya eklektik memadukan berbagai unur arsitektu seperti gothic, rococo, dan Victorian.

Eklektik dibagi menjadi tiga tipe berdasarkan pernak-pernik yang digunakan.

Pertama adalah tipe eksotik.

Sering Terabaikan, 3 Hal Ini Bikin Kamar Mandi Jadi Sarang Penyakit

Tipe ini biasanya menggunakan dipan dengan anek bantal bersulam. Lalu ada kain kaya motif dengan aksen manik-manik. Selain itu, tipe ini juga menggunakan warna ala Maroko.

Tipe romantik feminim.

Pada tipe ini pink menjadi warna dominan dan biasanya dipadu dengan warna ungu lavender, merah, dan turquise.

Dan yang terakhir adalah tipe seni, yang menonjolkan penggunaan penggunaan furnitur antik serta cat tembok berstruktur.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jangan Salah Mengenali Gaya Interior

(*)

Editor : iDEA

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular