Pada Piala Dunia 2018, stadion tersebut menjadi stadion yang digunakan untuk partai final.
Baca juga : Yuk, Lihat Rumah Mewah Milik Jack Ma, Orang Terkaya Asia yang Akan Hadir di Penutupan Asian Games!
Stadion tersebut bernama stadion Luzhniki.
Soekarno terkesima dengan kehebatan struktur dan arsitektur stadion tersebut.
Maka dari itu, stadion Luzhniki sering dibilang kembaran stadion Gelora Bung Karno karena memang insprasinya berasal dari sana.
Seperti dilansir Kompas.com, Soekarno mengingkan pembangunan kembaran stadion Luzhniki, hanya saja ada modifikasi oleh arsitek Indonesia.
Gelora Bung Karno dibangun dengan seluruh bagian atapnya sama sekali tidak memakai tiang penyangga di tengahnya, melainkan berada di tepi mengelilingi bangunan stadion.
Soekarno menyebutnya sebagai atap temu gelang.
Baca Juga:Rencana Proses Revitalisasi, Stadion Manahan Solo Akan Disulap Seperti GBK Mini