Follow Us

Fakta Sejarah Gelora Bung Karno, Lokasi Closing Ceremony Asian Games 2018

Rebi - Senin, 03 September 2018 | 10:45
Kemegahan upacara penutupan Asian Games 2018 telah digelar pada Minggu, 2 September 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.
Kompas.com

Kemegahan upacara penutupan Asian Games 2018 telah digelar pada Minggu, 2 September 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.

IDEAonline - Upacara penutupan Asian Games 2018 telah digelar pada Minggu, 2 September 2018.

Upacara penutupan ini digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.

Acara berlangsung cukup meriah dengan pertunjukan tari dan musik dari berbagai negara.

Penataan cahaya dan atraksi kembang api juga turut memeriahkan acara tersebut serta menambah kemegahan Gelora Bung Karno sebagai tempat acara berlangsung.

Kemegahan upacara penutupan Asian Games 2018 telah digelar pada Minggu, 2 September 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.
Tribunnews

Kemegahan upacara penutupan Asian Games 2018 telah digelar pada Minggu, 2 September 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.

Gelora Bung Karno merupakan stadion yang memiliki sejarah yang berkaitan erat dengan Asian Games.

Ini bermula ketika pada tahun 1958, Indonesia yang saat itu baru berusia 13 tahun, dipilih Federasi Asian Games (FAG) menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games ke-4 pada 1962.

Baca Juga: Yuk Tengok Luzhniki, Stadion Kembaran GBK untuk Final Piala Dunia!

Soekarno yang saat itu menjabat sebagai Presiden Indonesia menyadari bahwa Asian Games tak hanya soal ajang pertaruhan dan pembuktian prestasi olahraga, tetapi juga infrastruktur dan arsitektur.

Stadion Luzhniki kembaran SUGBK
http://www.milenio.com/uploads/media/2018/05/22/estadio-luzhniki-albergara-inauguracion-mundial.jpg

Stadion Luzhniki kembaran SUGBK

Karena alasan itu pula Gelora Bung Karno dibangun dan kini menjadi stadion yang begitu megah.

IDEA Lovers, ternyata inspirasi pembangunan Gelora Bung Karno didapatkan Soekarno ketika mengunjungi sebuah stadion di Moskwa.

Pada Piala Dunia 2018, stadion tersebut menjadi stadion yang digunakan untuk partai final.

Baca juga : Yuk, Lihat Rumah Mewah Milik Jack Ma, Orang Terkaya Asia yang Akan Hadir di Penutupan Asian Games!

Stadion tersebut bernama stadion Luzhniki.

Soekarno terkesima dengan kehebatan struktur dan arsitektur stadion tersebut.

Luzhniki
https://rtsr.ch/wp-content/uploads/2018/05/Fifa-world-cup_16x9.jpg

Luzhniki

Maka dari itu, stadion Luzhniki sering dibilang kembaran stadion Gelora Bung Karno karena memang insprasinya berasal dari sana.

Seperti dilansir Kompas.com, Soekarno mengingkan pembangunan kembaran stadion Luzhniki, hanya saja ada modifikasi oleh arsitek Indonesia.

Luzhniki Bagian Depan
http://stadiumdb.com/pictures/stadiums/rus/luzniki/luzniki28.jpg

Luzhniki Bagian Depan

Gelora Bung Karno dibangun dengan seluruh bagian atapnya sama sekali tidak memakai tiang penyangga di tengahnya, melainkan berada di tepi mengelilingi bangunan stadion.

Soekarno menyebutnya sebagai atap temu gelang.

SUGBK
Kompas.com

SUGBK

Baca Juga: Rencana Proses Revitalisasi, Stadion Manahan Solo Akan Disulap Seperti GBK Mini

Desain ini terinspirasi dari sebuah air mancur yang terdapat di Museo Antropologia de Mexico di Mexico City, yang dikunjunginya beberapa waktu sebelumnya.

SUGBK
kompas.com

SUGBK

Atap oval yang mengelilingi stadion akan bertepi serta menyaut pada sebuah gelang raksasa, yang secara kokoh dicengkeram bagian sebelah atasnya.

Pada masa itu, belum pernah ada sistem rancangan semacam ini.

Baca juga : Super Junior Tampil di Asian Games, Ternyata Punya Kafe Unik Ini

SUGBK
Kompas.com

SUGBK

Baca Juga: Jelang Asian Games 2018, Intip Interior Kantor Inasgoc yang Mirip GBK

Menurut Djuhara, ketua umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) seperti dilansir Kompas, kebanggaan nasional (national pride) menjadi alasan utama di balik ngototnya Soekarno menggunakan desain atap temu gelang.

Baca juga : Rifki Ardiansya Raih Emas Asian Games 2018, Inilah Hadiah dari REI Jatim

SUGBK
kompas.com

SUGBK

Pada masa Perang Dingin, arsitektur merupakan representasi atas situasi dan kondisi politik dalam negeri.

Karena itu, lewat pembangunan stadion utama, Soekarno ingin membangun sebuah citra bahwa Indonesia dapat menjadi negara maju dan modern. (*)

Baca juga : Yuk, Lihat Rumah Mewah Milik Jack Ma, Orang Terkaya Asia yang Akan Hadir di Penutupan Asian Games!

SUGBK
kompas.com

SUGBK

Source : Kompas.com

Editor : iDEA

Baca Lainnya

Latest