Mereka kini sadar membutuhkan toilet yang layak," kata Rushabh Hemani, staf UNICEF di Rajashtan.
Namun, ada tantangan lain yaitu buruknya infrastruktur ke berbagai desa di Rajashtan. Sehingga membawa material bangunan untuk mendirikan toilet merupakan pekerjaan yang tidak mudah.
Sehingga, warga desa dipimpin Laxman Damir, mantan tentara dan ayah mertua Kokila, mulai membangun jalan sendiri dengan menggunakan alat seadanya.
"Jika jalanan sudah ada, kami bisa menggunakan unta untuk mengangkut semen dan keramik," ujar Laxman.
Di sisi lain, sebuah laporan yang dirilis parlemen India pada Maret lalu menunjukkan adanya masalah lain.
Jumlah toilet yang dibangun di pedesaan memang banyak, tetapi sebagian hanya berfungsi sebagai gudang.
Sehingga, untuk memotivasi warga desa agar mau menggunakan toilet, tim pemerintah dan relawan melakukan patroli di desa-desa.
Mereka mencari orang yang masih BAB di ruang terbuka, menangkapnya dan mempermalukan dia di muka publik.
Tim yang dijuluki "pasukan selamat pagi" ini dengan berbekal obor dan peluit berkeliling desa mencari warga yang tengah BAB di pagi hari.
"Kami tak bermaksud jahat. Ini satu-satunya cara. Hanya lewat rasa takut, kami bisa menghentikan warga BAB di ruang terbuka," ujar Kokila. (*)
Artikel ini pernah tayang di Kompas dengan judul Kisah Desa di India yang Warganya Masih Enggan BAB di Toilet