IDEAOnline-Setiap rumah pasti memiliki risiko terhadap bencana.
Entah itu banjir, gempa bumi, sampai kebakaran.
Namun, pada rumah bertingkat, kedua risiko terakhir perlu mendapat perhatian lebih.
Sebabnya, saat terjadi gempa bumi atau kebakaran, para penghuni rumah diharapkan dapat keluar rumah secepatnya.
Sementara pada rumah bertingkat, terdapat ruang-ruang yang terletak di lantai atas yang lebih sulit dievakuasi.
Mengapa di rumah bertingkat lebih berisiko?
Baca Juga: Jangan Asal Bikin Balkon, Ini Rambu Meningkat Rumah Wajib Dipatuhi
Pertama karena untuk ke luar rumah penghuni harus melewati tangga.
Ini sulit dilakukan dalam keadaan rumah berselimut asap tebal atau dalam keadaan berguncang.
Kedua, jika terjadi gempa bumi, dan rumah roboh, kerusakan dan cedera yang dialami penghuni tentu lebih parah.
Tak jarang pula, saat bencana, akses satu-satunya menuju lantai bawah ini terputus.
gempa
Baca Juga: Solusi Lahan Terbatas, Ini Cara agar Ruang Attic Nyaman Digunakan
Dalam menghadapi bencana, intinya adalah bagaimana penghuni dapat menyelamatkan diri dengan mudah dan cepat.
Beberapa upaya yang dapat membantu evakuasi antara lain berikut ini.
Tangga mudah diakses dari ruang mana pun di lantai atas.
Bahkan, sebaiknya dalam keadaan gelap gulita, jalur menuju tangga masih dapat dikenali.
Ini dapat terjadi bila rumah dalam keadaan berasap tebal atau aliran listrik terputus saat malam hari.
Beberapa pakar kselamatan menyarankan agar ini dapat dilatih dengan cara mencoba berjalan ke arah tangga dengan menutup mata.
Baca Juga: Mudik Rumah tetap Aman, Pakai Kunci dan Gembok yang Dibenci Pencuri
Dalam setiap kamar sebaiknya ada 2 buah akses.
Satu adalah pintu, dan satunya lagi adalah jendela.
Dalam keadaan darurat saat pintu tidak bisa terbuka, ada jendela yang dapat dijadikan alternatif jalan ke luar, bahkan bila ruang ada di lantai atas.
Saat bencana, jendela menjadi sangat berharga bagi regu penolong dalam mengevakuasi penghuni rumah.
Namun demi keamanan penghuni anak-anak dan juga perlindungan dari masuknya tamu yang tidak diundang, teralis seringkali dipasang pada jendela.
Baca Juga: Enggak Kalah dari Hunian Modern, Ini Penjelasan Kenapa Rumah Adat Tahan dari Guncangan Gempa
Jika demikian, petugas akan kesulitan masuk ke ruang untuk menyelamatkan penghuni.
Ini ada benarnya. Sebagai jalan tengah, buat teralis yang dapat dibuka dari dalam rumah.
Teralis semacam ini memiliki sistem pengait yang hanya dapatdibuka dari dalam ruang.
Musibah yang menimpa rumah bukan saja berasal dari alam.
Pencurian dan perampokan juga menjadi ancaman.
Rumah bertingkat yang sering menjadi sasaran tindak kejahatan umumnya memiliki akses lain selain pintu utama, misalnya balkon atau ruang jemur.
Tidak jarang pencuri masuk melalui ruang servis di lantai atas yang seringkali terabaikan keamanannya.
Jika lokasi rumah rawan kejahatan, tak ada salahnya berjaga-jaga dengan memasang pengaman, khususnya di lantai atas.
Jendela-jendela, walaupun terletak di lantai atas, sebaiknya diberi teralis.
Ini terutama untuk jendela yang memiliki pijakan yang memungkinkan orang asing masuk ke dalam.
Baca Juga: Meski Bujet Minim Jangan Sepelekan Keamanan, Pintu Baja JBS Urban Terjangkau dengan 1,5 Jutaan
Dinding pembatas antara satu rumah dengan rumah lainnya seringkali berbentuk landai di bagian depan dan terus mengarah ke lantai atas.
Ini juga menjadi jalur favorit para pencuri saat memasuki rumah.
Pastikan dinding ini tidak terlalu landai atau beri penghalang bagi orang untuk terus memanjat ke atas.
Pastikan akses antara ruang servis di lantai atas, misalnya ruang cuci dan ruang jemur, dengan ruang-ruang lainnya atas selalu dijaga.
Bila perlu, tangga khusus ke ruang servis diberi pagar yang dapat dikunci saat malam hari.
Pada beberapa model rumah, terdapat void di lantai atas, menuju ruang-ruang dalam rumah.
Salah satu tujuannya adalah memperlancar sirkulasi udara dan sebagai salah satu sumber masuknya cahaya alami.
Jika begitu, pasang teralis untuk memastikan bahwa void ini tidak dijadikan jalur masuk.
Baca Juga: Bebas Risiko Celaka di Kamar Mandi, Desain Pintu Pun Engga Boleh Salah
(*)